JABARTRUST.COM, KOTA BANDUNG – Kehidupan yang kerap terasa rumit dan penuh tekanan, menemukan ketenangan menjadi sebuah pencarian. Namun, di sebuah saung kolam ikan sederhana di Kota Bandung, Sinyo Hendrik memberikan pesan yang begitu mendalam, jika ingin merasakan dekatnya Allah, dekaplah keluargamu dan rasakan dengan iman.
Kami menemui Sinyo Hendrik, bersama istri dan anak-anaknya. Dalam suasana hangat di tengah kolam ikan saung yang sederhana, ia berbagi pandangan tentang keluarga, spiritualitas, dan bagaimana keduanya saling terkait erat.
Menurut Sinyo, keluarga bukan hanya anugerah, tetapi juga jembatan untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. “Keluarga adalah amanah dari Allah. Ketika kita merawat dan mencintai keluarga dengan sepenuh hati, itu adalah bentuk ibadah,” ujarnya dengan senyum, Jumat, (22/11/2024).
Ia menjelaskan bahwa kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga adalah cerminan kasih Allah kepada hamba-Nya. “Dekap keluargamu, rasakan cinta mereka, dan di sanalah kamu akan merasakan kasih sayang Allah yang tak terbatas,” tambahnya.
Dalam pandangan Sinyo, setiap momen bersama keluarga adalah kesempatan untuk bersyukur dan menguatkan iman. “Ketika saya memeluk anak-anak saya atau berbicara dengan istri saya, saya merasa lebih dekat dengan Allah. Itu adalah bentuk pengingat bahwa semua ini adalah titipan yang harus saya jaga.”
Bagi Sinyo, keluarga juga menjadi tempat utama untuk membangun kehidupan spiritual. Ia percaya bahwa hubungan yang harmonis di rumah akan membawa keberkahan dalam segala aspek kehidupan.
“Istri dan anak-anak saya adalah motivasi terbesar saya untuk terus mendekat kepada Allah. Ketika kami salat berjamaah, membaca Al-Qur’an, atau bahkan sekadar berbincang ringan, semuanya terasa lebih bermakna,” katanya.
Sinyo juga menekankan pentingnya rasa syukur dalam setiap keadaan. “Kadang, hidup tidak selalu mudah. Tapi ketika kita melihat senyum keluarga, itu mengingatkan kita bahwa Allah selalu ada. Bersama keluarga, kita bisa menghadapi segala tantangan,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Sinyo menuturkan bahwa iman tidak hanya hadir dalam ibadah formal, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari. “Memasak bersama istri, bermain dengan anak-anak, atau bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga semua itu bisa menjadi ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar,” jelasnya.
Ia memberikan contoh bagaimana dirinya mengajarkan nilai-nilai Islam kepada anak-anaknya melalui kegiatan sehari-hari. “Misalnya, saat kami makan bersama, saya selalu mengingatkan mereka untuk mengucap bismillah dan bersyukur atas rezeki yang Allah berikan. Hal-hal kecil seperti ini penting untuk membangun fondasi iman mereka,” katanya.
Sinyo juga menyampaikan pesannya kepada masyarakat, terutama di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern. “Banyak orang sibuk mengejar dunia, sampai lupa pada keluarganya. Padahal, keluarga adalah tempat kita mendapatkan kedamaian dan keberkahan,” tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati bukan berasal dari harta atau kesuksesan duniawi, tetapi dari hubungan yang harmonis dengan keluarga dan Allah. “Ketika kita merasa jauh dari Allah, cobalah untuk lebih dekat dengan keluarga. Dengan begitu, kita akan menemukan kembali ketenangan batin,” ujarnya.
Mengakhiri perbincangan, Sinyo Hendrik memberikan pesan yang begitu sederhana namun penuh makna. “Jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah pelukan. Ketika kita memeluk keluarga kita dengan penuh cinta, kita juga sedang merasakan pelukan kasih sayang Allah.”
Keluarga, dalam pandangan Sinyo, adalah cerminan nyata dari hubungan manusia dengan Tuhannya. Dengan menjaga keluarga, mencintai mereka, dan merawatnya, kita juga sedang menjalankan salah satu tugas terbesar kita sebagai hamba Allah.
Di tengah kehidupan yang kerap terasa rumit, pesan Sinyo Hendrik mengingatkan kita untuk kembali kepada hal yang paling mendasar, keluarga dan iman. Dekapan hangat dan kasih sayang tidak hanya membawa kita lebih dekat dengan orang-orang yang kita cintai, tetapi juga lebih dekat dengan Allah yang Maha Pengasih.