JABARTRUST.COM, BANDUNG – Bertiup kabar 6 Desember 1946 beberapa tank Inggris berjenis M4 Sherman bergerak dari Hotel Savoi Homan Bandung dikawal truk – truk pengangkut infanteri dari batalyon tentara Ghurka Rifles 3/3 dengan tujuan Tuindrop dan Jalan Ciateul, 2 lokasi kamp Interniran berisi orang – orang Belanda, Minahasa, Tionghoa dan Maluku yang menjadi tahanan tantara Jepang.
Namun baru memasuki jalan Cikawao, konvoi pasukan Inggris harus kehilangan truk- truknya, yang meledak setelah melindas ranjau- ranjau darat yang dipasang di sepanjang jalan tersebut. Ledakan ranjau darat itu disertai keluarnya para pejuang Indonesia dari batalyon Soemarsono, batalyon Achmad Wiratanakusumah, Laskar Sabililah, dan Laskah Hizbullah pimpinan Husinsyah dari kanan dan kiri jalan, memberondong rombongan pasukan Inggris.
Di tengah kepanikan para tantara Inggris tiba- tiba salah satu pejuang muda bernama Agus berlari ke arah salah satu tank inggris dengan tak henti berteriak “Allahu akbar!” kemudian segera menaiki tank Sherman, membuka kap-nya, dan langsung loncat ke dalam tank sambal menggenggam 2 granat siap pakai, hingga akhirnya monster berkulit besi itu pun roboh, bersama orang- orang Belanda di dalamnya.
“Agus adalah pejuang pertama yang gugur dalam penghadangan tersebut” kenang Aleh, eks pejuang Hizbullah.
Pertempuran Front Bandung ini selanjutnya berlangsung sangat brutal dan heroik, tak cukup dengan menggunakan peluru, para pejuang pun terlibat pertarungan satu lawan satu melawan tantara Ghurka, teriakan Takbir bersanding dengan teriakan khas tantara Ghurka.
Insiden ini dikenal juga dengan peristiwa Pertempuran Lengkong, yang menelan 16 korban dari para pejuang. “Dari salah satu kantong saku korban, kami menemukan sebungkus garam dan Cabe rawit. Terharu sekali kami, karena hanya berbekal itu, mereka tetap rela untuk berjuang,” ujar Upi Suyar dalam buku karya R.J Rusady. W. ‘Tiada Berita Dari Bintang Timur 1945 – 1947′. ***