Seniman dan Budayawan Se-Indonesia Gelar ‘Ruwatan Jagat Nusantara’ di Padepokan Parukuyan

JABARTRUST.COM, BANDUNG, – Sejumlah pegiat seni dan budaya dari berbagai daerah di tanah air berkumpul di Padepokan Parukuyan Jalan Bukit Pakar Timur, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Minggu (5/5/2024) untuk menggelar silaturahmi sekaligus kegiatan yang bertajuk Ruwatan Jagat Nusantara.

 

Pemimpin Padepokan Parukuyan, Yon Suparman menuturkan kegiatan ruwatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi sekaligus untuk mengembalikan Kembali energi positif budaya Suku-suku di Indonesia, dimana saat ini kondisinya sudah tergerus hampir 80 persen.

 

Tujuan ruwatan, ucap Yon, mempererat silaturahmi dan rangsangan energi positif untuk membangkitkan budaya bangsa. “Kini, budaya bangsa tergerus. Barangkali, tingkat tergerusnya sampai 80%. Misal, silaturahmi dengan alam, sudah hampir tak terlihat lagi,” ucap Yon.

Baca Juga :  Kisah Sukses Pasutri Muda di Bogor Jadi Konten Kreator

 

Penyelenggaraan acara itu turut menebarkan edukasi perihal ruwatan. Yon menyebutkan, ruwat berarti merawat. Implementasinya, merawat silaturahmi kepada alam dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

 

Yon berpandangan, Bandung Raya berdampingan dengan potensi gempa dangkal. Pihaknya berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa, kekhawatiran itu tak sampai terjadi.

 

“Sembari berdoa, perlu berupaya dengan merawat tiap-tiap elemen materi, air, api, tanah, udara. Kearifan menjaga alam bagian dari ajaran dari leluhur yang sangat berarti dan konseptual. Siloka (pepatah) mimpit amit ngala menta (izin kepada Tuhan yang Maha Esa, manusia, serta makhluk bernyawa lain),” tutur Yon.

Selain seniman dan budayawan Sunda yang hadir dalam kegiatan ini juga diantaranya di ikuti pegiat dari suku Betawi, Jawa, Lampung, Sumatera Utara (Karo), Papua, Madura, Bali, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur (Ende) dan lainnya.

Baca Juga :  Empat Tahun Tidak Digelar Akibat Pandemi, Alumni Fapet Unpad "Pulang Kandang

 

Dalam kegiatan ini antusias masyarakat begitu terasa semenjak pagi. Saat siang, walaupun cuaca terbilang terik, masyarakat tetap tampak antusias menyaksikan rangkaian dalam acara, sementara doa bersama digelar pada malam harinya. ***(Red).