Jabartrust.com, Bandung,– Musim kemarau yang berkepanjangan di tahun 2023 akibat fenomena El Nino, berdampak pada sektor pertanian di Kabupaten Bandung Barat. Namun, hal tersebut tidak dirasakan oleh petani di kawasan Desa Cibodas, Kecamatan Lembang.
Dadan Kartiwa, ketua Kelompok Tani Agronative Farm, mengatakan bahwa sejak beralih ke teknologi smart farming pada tahun 2020, produksi pertaniannya meningkat hingga 50%. Hal ini karena teknologi smart farming mampu menghemat biaya kerja dan nutrisi, serta menjamin ketersediaan air untuk penyiraman.
“Dengan smart farming, kita bisa mengatur waktu penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama secara otomatis,Jadi, kita tidak perlu khawatir dengan musim kemarau.” kata Dadan.
Inovasi teknologi smart farming yang diterapkan oleh Kelompok Tani Agronative Farm, diapresiasi dan dilirik oleh Bank Indonesia sebagai mitra binaan. Bank Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan klaster agribisnis sayuran bernilai tinggi di Kecamatan Lembang sebagai upaya menuju ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga agar tidak menyebabkan kenaikan inflasi.
“Kami berharap, teknologi smart farming dapat diterapkan oleh lebih banyak petani di Kabupaten Bandung Barat,Dengan begitu, kita bisa meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan pangan di daerah ini” kata Dadan.