JABARTRUST.COM.BANDUNG – Dosen yang juga merupakan peneliti dari Universitas Pendidikan Indonesia, Beta Paramita, sedang mengembangkan struktur aplikasi atap baja dingin untuk hunian dengan harga terjangkau dan rendah emisi.
Penggunaan pendingin ruangan dapat berdampak buruk pada pemanasan global karena gas karbon yang dikeluarkan serta penggunaan energi yang memakan biaya.
Namun, dengan penggunaan atap baja dingin ini, cahaya matahari dapat dipantulkan sehingga tanpa harus menggunakan daya, suhu ruangan di bawahnya akan tetap stabil.
Atap ini juga dipercaya tahan gempa karena menggunakan material yang ringan dan tidak membebani struktur bangunan.
Sementara itu, menurut Vice Presiden Tata Logam Lestari, Stephanus Koeswandi, atap dingin ini mampu merefleksikan matahari dan juga dibuat dari baja dan cat yang rendah karbon, sehingga mampu mengurangi suhu ruangan 6 hingga 10 derajat. Jika atap ini diaplikasikan ke rumah tangga, bisa mengurangi penggunaan pendingin ruangan.***(Red).