JABARTRUST.COM, BANDUNG – Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, menekankan pentingnya pengelolaan sampah dimulai dari rumah tangga sebagai langkah utama mitigasi masalah persampahan. Ia mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mengurangi dan mendaur ulang sampah demi menjaga lingkungan. Hal ini disampaikan Herman dalam acara diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Evaluasi Upaya Mitigasi Sampah di Sungai Citarum yang diadakan di The Papandayan Hotel, Kota Bandung, pada Selasa (12/11/2024).
Menurut Herman, pengelolaan sampah terbaik adalah melalui pemanfaatan dan daur ulang, yang tidak hanya mengurangi tumpukan sampah di lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. “Sebaik-baiknya pengolahan sampah adalah dengan memanfaatkan dan daur ulang,” ungkap Herman. Ia menekankan bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab bersama yang bisa menjadi potensi ekonomi jika dikelola dengan bijak.
Herman menyoroti pentingnya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, terutama untuk sampah organik atau sisa makanan. Saat ini, terdapat sejumlah metode yang bisa dipilih masyarakat untuk mengelola sampah makanan, seperti menggunakan maggot, membuat kompos, atau memanfaatkan metode lainnya. “Sampah makanan bisa diolah dengan berbagai cara. Yang penting, kita mulai di level rumah tangga,” tambahnya.
Ia mengingatkan masyarakat agar tidak menunda untuk berkontribusi dalam mengurangi sampah, terutama yang mengalir ke Sungai Citarum. “Jangan sampai Bandung jadi lautan sampah atau Citarum penuh dengan sampah. Kita harus bergerak sekarang juga. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?” ucapnya dengan tegas.
Herman juga menggarisbawahi tekanan yang dihadapi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang menampung sampah dari empat wilayah: Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Menurutnya, dengan mengurangi sampah yang dikirim ke TPA, wilayah ini bisa membantu meringankan beban TPA Sarimukti. Ia berharap volume sampah yang dikirim ke TPA dapat ditekan mulai dari tingkat rumah tangga. “Sebetulnya sampah itu adalah cuan (uang). Sampah itu sesuatu yang punya nilai apabila kita bisa memanfaatkannya dengan bijak,” ujarnya, mengajak masyarakat untuk melihat sampah sebagai sumber penghasilan tambahan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Dian Al Ma’ruf, turut menyampaikan pandangannya dalam FGD tersebut. Ia menekankan bahwa persoalan sampah tidak bisa hanya diserahkan kepada pemerintah, tetapi memerlukan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat. “Sampah harus menjadi urusan kita bersama, karena pemerintah juga tidak berdaya kalau tidak didukung oleh masyarakat,” katanya. Dian berharap agar masyarakat ikut bertanggung jawab dan sadar akan pentingnya lingkungan yang bersih demi menjaga kebersihan Sungai Citarum yang menjadi sumber kehidupan bagi banyak warga.
Mitigasi sampah di Jawa Barat, terutama di Sungai Citarum, menuntut kesadaran dan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Melalui partisipasi aktif setiap individu, mulai dari pemilahan sampah di rumah hingga pengurangan sampah yang dikirim ke TPA, diharapkan dapat tercipta solusi berkelanjutan untuk masalah sampah di Jabar. Herman dan Dian mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjadikan Jawa Barat bebas dari sampah, sebagai langkah nyata menjaga lingkungan dan menciptakan peluang ekonomi dari sampah yang dikelola dengan bijak.