Pangan Lokal Kunci Kemandirian Pangan Jawa Barat, Serukan Revolusi Konsumsi Pangan Berkelanjutan

JABARTRUST.COM, BANDUNG – Memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-44, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat mengadakan serangkaian kegiatan dengan tema Pangan Lokal, Solusi Pangan Masa Depan untuk Kemandirian Pangan Jawa Barat. Di tengah ancaman ketahanan pangan global yang dipicu oleh perubahan iklim, krisis energi, dan gejolak ekonomi internasional, tema ini bertujuan untuk mendorong masyarakat Jawa Barat agar lebih memanfaatkan pangan lokal sebagai solusi jangka panjang untuk mencapai kemandirian pangan.

Sekretaris DKPP Jabar, Indriantari, dalam acara yang diselenggarakan di Selasar Setda, Rabu, (13/11/2024), menekankan pentingnya pangan lokal untuk menjawab tantangan ketahanan pangan. “Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, Jawa Barat menghadapi tantangan besar dalam menyediakan pangan yang cukup, berkualitas, dan terjangkau bagi seluruh warganya. Oleh karena itu, kita harus mengandalkan sumber daya pangan lokal yang beragam dan berkelanjutan,” ujar Indriantari.

Menurut Indriantari, ketergantungan pada pangan impor harus dikurangi. Jawa Barat memiliki berbagai komoditas lokal seperti padi, jagung, kedelai, sorgum, serta produk hortikultura dan perikanan, yang bisa menjadi sumber pangan utama. Pemerintah provinsi juga tengah menggencarkan berbagai inisiatif agar masyarakat lebih mengenal dan mengonsumsi pangan lokal, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada produk luar, memperkuat ekonomi petani, serta mendukung pelaku UMKM yang bergerak di sektor pangan lokal.

Baca Juga :  Rivan A. Purwantono: Pemprov. Sulsel Akan Memberikan Kemudahan Registrasi Ulang Kendaraan Bermotor untuk Tingkatkan Kesadaran Wajib Pajak

Salah satu pelaku UMKM yang turut berbicara dalam acara ini adalah Yudith Sriwulandari, seorang pengusaha yang fokus pada pengolahan sorgum. Dalam sesi berbagi pengalaman, Yudith mengungkapkan bahwa sorgum, yang sebelumnya kurang dikenal, kini mulai mendapat perhatian sebagai alternatif pangan sehat dan bergizi. “Sorgum sangat potensial untuk ketahanan pangan dan lingkungan. Tahan kekeringan, tidak butuh banyak air, serta kaya akan serat dan protein. Kami mengolah sorgum menjadi tepung, mie, hingga snack sehat, yang kini mulai diterima oleh konsumen di Jawa Barat,” jelas Yudith.

Menurut Yudith, produk olahan sorgum dapat menjadi alternatif untuk produk berbasis gandum dan beras, yang mendominasi konsumsi masyarakat. Selain itu, sorgum juga ramah lingkungan karena dapat tumbuh di lahan kurang subur dan tidak memerlukan banyak pestisida. Inovasi ini membuka peluang pasar bagi petani dan pelaku usaha, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan lokal yang sehat.

Baca Juga :  Ridwan kamil: “Cisumdawu Siap Digunakan Untuk Mudik Lebaran 2022”

Di samping memperkenalkan produk pangan lokal, acara ini juga menjadi ajang dialog antara pemerintah, pelaku usaha, dan petani mengenai pentingnya ekosistem pangan yang berkelanjutan. Indriantari menyampaikan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi juga distribusi yang efisien dan keberlanjutan sumber daya alam. “Pembangunan ketahanan pangan harus holistik, mulai dari hulu hingga hilir. Dari praktik bertani yang ramah lingkungan, pengolahan produk yang efisien, hingga distribusi yang merata dan tepat waktu. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan rantai pasokan pangan yang lebih stabil dan mengurangi pemborosan,” kata Indriantari.

Indriantari menambahkan, Pemerintah Jawa Barat sedang mengembangkan berbagai strategi dengan memanfaatkan teknologi, termasuk sistem informasi geografis untuk pemetaan potensi pangan dan platform digital yang mempermudah distribusi hasil tani dari petani ke konsumen. Langkah ini diharapkan dapat membuat rantai distribusi lebih efisien dan memangkas biaya, sekaligus memperkuat posisi petani lokal, ujarnya.

Program pendampingan bagi petani juga terus kami lakukan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola lahan secara efisien dan berkelanjutan, tambahnya. Selain itu, berbagai insentif juga disediakan bagi pelaku usaha yang berfokus pada pangan lokal dan produk ramah lingkungan, untuk mendukung tumbuhnya ekosistem pangan lokal yang berdaya saing.

Baca Juga :  Minibus Terbakar di SPBU Cikamuning Bandung Barat

Karena itu, edukasi dan penyuluhan bagi masyarakat sangat diperlukan agar konsumsi pangan lokal tidak hanya didorong oleh kebijakan, tetapi juga oleh pemahaman akan manfaatnya bagi kesehatan dan ekonomi, tegasnya.

Indriantari menutup pernyataannya dengan optimisme terhadap masa depan ketahanan pangan di Jawa Barat. “Dengan kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, saya yakin kita dapat menggali potensi pangan lokal untuk mencapai kemandirian pangan yang sesungguhnya. Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-44 ini menegaskan bahwa pangan lokal adalah kunci untuk masa depan yang mandiri,” tegasnya. “Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, pangan lokal akan menjadi pilar utama kemandirian pangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang manfaatnya tidak hanya untuk Jawa Barat tetapi juga bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan pangan global di masa depan.”