BANDUNG.JABARTRUST.COM, – Sebuah tinjauan literatur ilmiah oleh Universitas Maryland mengungkapkan bahwa kucing domestik kini semakin rentan terhadap flu burung H5N1. Virus ini berkembang pesat dan berpotensi membahayakan pemilik, dokter hewan, serta masyarakat luas jika terus menyebar tanpa pengendalian yang memadai.
Penelitian yang diterbitkan di MedRxiv menunjukkan lonjakan drastis infeksi flu burung pada kucing domestik antara 2023 dan 2024. Lonjakan ini kontras dengan kasus sebelumnya yang lebih sering ditemukan pada hewan liar atau penghuni kebun binatang. Peningkatan ini sejalan dengan penyebaran strain H5N1 pada mamalia, termasuk hewan peliharaan, yang sebelumnya jarang terinfeksi.
Asisten Profesor Kristen Coleman, peneliti penyakit menular di Universitas Maryland, menjelaskan bahwa H5N1 kini telah mencapai spesies yang sebelumnya tidak pernah terpapar. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa hewan peliharaan seperti kucing bisa menjadi perantara penyebaran virus.
Di Texas, dua kucing peternakan terinfeksi setelah mengonsumsi susu mentah dari sapi yang terjangkit flu burung. Selain itu, kucing domestik juga berisiko terpapar virus melalui mangsa seperti burung liar dan tikus rumah yang telah terinfeksi. CDC menyatakan risiko penularan ke manusia rendah, tetapi langkah pencegahan tetap diperlukan.
“Jangan beri kucing Anda daging mentah atau susu mentah, dan batasi aktivitas mereka di luar rumah tanpa pengawasan,” saran Coleman. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menyimpan makanan dengan aman untuk mencegah paparan virus.
Pemilik kucing harus mewaspadai gejala seperti gangguan pernapasan, perilaku tidak biasa, atau kebutaan pada hewan peliharaan mereka. Tingkat kematian akibat H5N1 pada kucing mencapai 67%, menjadikannya ancaman serius. Coleman juga mencatat beberapa laporan kucing yang menularkan virus ke sesamanya, meningkatkan potensi penyebaran lintas spesies.
H5N1 sebelumnya dikenal sebagai penyakit unggas. Namun sejak 2020, virus ini mulai menjangkiti berbagai mamalia, bahkan memusnahkan koloni singa laut di Amerika Selatan. Fakta bahwa virus ini kini menyebar di antara mamalia domestik seperti kucing menunjukkan evolusi yang signifikan dalam pola penyebarannya.
Coleman menekankan pentingnya pemantauan kucing dan hewan lainnya sebagai langkah melindungi kesehatan manusia. Penjaga kebun binatang dan pekerja penampungan hewan yang pernah tertular flu burung dari kucing menjadi bukti bahwa hewan ini dapat berfungsi sebagai vektor penyakit.
“Virus ini akan terus menyebar jika tidak dikendalikan,” kata Coleman. “Kita tahu kucing dapat terinfeksi, jadi mari kita cegah penyebarannya.”***