JABARTRUST.COM, BANDUNG – Kepanjangan narkoba yang populer namun keliru adalah “narkotika dan obat berbahaya”. Yang benar, narkoba adalah singkatan dari “Narkotika, Psikotropika, dan bahan adiktif lainnya”.
Dengan pertolongan dokter, banyak jenis narkoba yang besar manfaatnya untuk kesembuhan dan keselamatan manusia. Masalahnya, apabila narkoba itu disalahgunakan, bukan manfaat yang di dapat, melainkan malapetaka. Jadi, yang harus diperangi adalah penyalahgunaannya, bukan narkoba nya.
Awalnya kita dulu “sepakat” untuk menamai barang haram itu “narkoba” dengan
kepanjangan narkotika dan obat berbahaya. Lama-kelamaan disadari bahwa
kepanjangan narkoba tersebut keliru, sebab istilah obat “berbahaya” dalam ilmu
kedokteran adalah obat-obatan yang tidak boleh dijual bebas karena pemberiannya
dapat membahayakan bila tidak melalui pertimbangan medis. Jenis obat seperti itu
sangat banyak dan sifatnya tidak tergolong narkoba, misalnya anti biotik, obat jantung,
obat darah tinggi, dan sebagainya. Semua obat tersebut adalah obat berbahaya, tetapi
bukan narkoba.
Salah Kaprah
Pemerintah dan rakyat sudah terlanjur memberikan stempel negatif kepada kata
narkoba, seolah-olah narkoba tidak berguna. Karena itu, di mana-mana banyak
spanduk, poster, dan brosur yang berbunyi “perangi narkoba”, “basmi narkoba”,
“haramkan narkoba”, dan sebagainya. Banyak pemimpin dan pejabat yang menerukan
agar rakyat memusuhi narkoba, berperang melawan narkoba, jihad terhadap narkoba,
dan sebagainya. Padahal, sebagai besar narkoba bermanfaat. Apabila kekeliruan itu di
anggap benar karena terlanjur dibiasakan, kepanjangan narkoba harus di ubah
menjadi : “Narkotika, Psikotropika, dan bahan adiktif lain YANG
DISALAHGUNAKAN”. kata “yang disalahgunakan” memberikan pengertian bahwa
narkoba itu tidak selalu berkonotasi negatif. Dengan begitu, narkotika dan
psikotropika yang digunakan dengan baik dan benar oleh dokter untuk mengobati
pasiennya tidak termasuk narkoba. Yang diberi nama lain NAPZA Kepanjangannya
adalah narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya.
Mengapa Narkoba Sangat Berbahaya ?
Karna Narkoba memiliki 3 sifat jahat sekaligus, yaitu :
• Habitual
Habitual adalah sifat pada narkoba yang membuat pemakainya akan selalu teringat,
terkenang, dan terbayang sehingga cenderung untuk selalu mencari dan rindu
(seeking). Sifat inilah yang menyebabkan pemakai narkoba yang sudah sembuh kelak
bisa kambuh (relapse) dan memakai kembali. Sifat habitual juga mendorong pemakai
untuk selalu mencari dan memiliki narkoba. Walaupun disakunya masih banyak
narkoba, ia tetap ingin punya lebih banyak lagi. Sifat seperti itu disebut craving
(membutuhkan.)
• Adiktif
Adiktif adalah sifat narkoba yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus dan
tidak dapat menghentikannya. Penghentian atau pengurangan pemakaian narkoba
akan menimbulkan “efek putus zat” atau witgdrawal effect, yaitu perasaan sakit luar
biasa, atau dalam bahasa gaul disebut SAKAW (sakit karena kau, narkoba!).
• Toleran
Toleran adalah sifat narkoba yang membuat tubuh pemakainya semakin lama semakin
menyatu dengan narkoba dan menyesuaikan diri dengan narkoba itu sehingga
menuntut dosis pemakaian yang semakin tinggi. Bila dosisnya tidak dinaikkan,
narkoba itu tidak akan bereaksi, tetapi malah membuat pemakainya mengalami
SAKAW. Untuk memperoleh efek yang sama dengan efek di masa sebelumnya,
dosisnya harus dinaikkan.
Ketiga sifat jahat itulah yang menyebabkan pemakai narkoba terperosok ke dalam
jebakan : maju lebur, mundur hancur. Ketiga sifat inilah yang membuat pemakai
narkoba menjadi budak setia selamanya atau mati merana sia-sia.
Three In One: Multiple Drugs
Pemakai narkoba biasanya tidak hanya memakai satu macam narkoba. Setelah
berpengalaman memakai salah satu jenis narkoba, mereka biasanya menambah satu
jenis lagi. Demikian seterusnya sehingga dalam satu waktu mereka dapat memakai
tiga atau empat macam narkoba. Karena mengonsumsi 3 jenis narkoba dalam satu
waktu yang sama, kebiasaan seperti itu disebut three in one. Kombinasi pemakaian
terbanyak adalah: ganja, kemudian ekstasi, lalu putaw bersama ganja dan shabu, atau
putaw bersama ganja, kokain, dan morfin.
Tidak jarang pemakai narkoba mencoba-coba narkoba yang lain sehingga seluruh narkoba dipakainya. Pemakai seperti ini tidak memiliki gejala khas karena gejala yang timbul bercampur-baur.
Pemakai narkoba ganda (multiple drugs) ini sering mengalami penyakit-penyakit
berbahaya dan gangguan mental serius sehingga cepat meninggal dunia atau gila.
Bagaimana kita tahu satu gundukan kecil serbuk putih hanyalah satu sendok tepung
gandum dan bukan putaw? Menghindari penyalahgunaan narkoba tanpa tahu apa
narkoba itu sama saja berperang dengan musuh dalam selimut. Pembagian besar ini
diturunkan lagi menjadi jenis-jenis produknya disertai dampak yang ditimbulkan
terhadap fisik, mental, moral dan hubungan sosial pemakainya.
Narkoba populer-ganja, ekstasi, obat, shabu, dan putaw- juga dikupas secara lebih mendetail reaksinya ketika on dan gelagat pemakainya ketika mengalami reaksi putus zat
(sakaw). Dengan demikian, keluarga, terutama orang tua, bisa mengenali tanda-tanda
pemakaian narkoba pada anak ataupun anggota keluarga lainnya. Tahapan pemakaian
narkoba, yaitu coba-coba, pemula, berkala, dan tetap. Dengan mengetahui ciri-ciri
pemakaian pada tiap tahap, orang tua diharapkan bisa melakukan antisipasi secara
dini.
Ingat, untuk menang perang, kita harus kenali musuh.
Ditulis oleh:
Nama : Ana Iis Tiana
Mahasiswa Universitas Kebangsaan Republik Indonesia
24 Desember 2022
disunting: redaksi jabartrust.com
Daftar Pustaka :
dr. Subagyo Partodiharjo “Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya” .
Jakarta : Esensi, 200