Jabartrust, Bandung – Masyarakat di sekitar Gunung Salak, Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan karena meningkatnya aktivitas vulkanik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat kenaikan frekuensi gempa lokal di gunung tersebut, yang bisa menjadi prekursor erupsi freatik.
Hendra Gunawan, Kepala PVMBG, menyampaikan bahwa gempa tektonik lokal di Gunung Salak mengalami peningkatan, terutama setelah gempa bumi dengan magnitudo 4,0 mengguncang barat daya Kota Bogor pada Jumat (8/12). Pada 6, 7, dan 8 Desember, tercatat delapan, tujuh, dan tujuh kejadian gempa tektonik lokal secara berturut-turut.
Meskipun Gunung Salak didominasi oleh gempa tektonik jauh, PVMBG mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi erupsi freatik. Hendra menjelaskan bahwa kondisi musim hujan dapat meningkatkan kelembapan udara di sekitar kawah, menyulitkan penguraian gas vulkanik. Ini bisa menyebabkan peningkatan konsentrasi gas yang berpotensi membahayakan.
Meski aktivitas vulkanik Gunung Salak masih dalam kategori level I atau normal, Hendra menegaskan bahwa perlu kewaspadaan ekstra. Masyarakat diminta untuk tidak memasuki radius 500 meter dari kawah aktif, terutama Kawah Ratu, Kawah Hirup, dan Kawah Paeh, untuk menghindari risiko akumulasi gas yang berbahaya.