Jabartrust.com, Kab.Tasikmalaya – Tingginya potensi kerawanan bencana di Kabupaten Tasikmalaya yang menempati peringkat kedua di Jawa Barat membuat Pemerintah Kabupateb Tasikmalaya terus berupaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar senantiasa siap siaga dan waspada dalam menghadapi bencana.
Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengungkapkan, guna mengantisipasi jatuhnya korban akibat tingginya kerawanan bencana di wilayah Kabupaten Tasikmalaya seperti bencana longsor, banjir, hingga tsunami di pesisir pantai selatan Cipatujah, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sudah melakukan berbagai upaya salah satunya memberi kesempatan kepada masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah dalam menanggulangi bencana.
“Upaya kami yang pertama adalah memberikan kesempatan kepada sebagian masyarakat untuk bersama-sama dengan pemerintah. Misalnya ada relawan BPBD, ada jaringan-jaringan kedaruratan seperti Si Gesit 119 dan Tagana yang kami sebar hingga ke tingkat desa. Sehingga saat terjadi kejadian di luar harapan, relawan terdekat bisa lebih cepat bertindak memberi bantuan atau pertolongan,” kata Bupati Ade Sugianto, Rabu (1/5/2024).
Tak hanya memberi kesempatan bagi masyarakat yang berminat menjadi relawan penanggulangan bencana, menurut Bupati Ade Sugianto, pemerintah juga mengoptimalkan peran fungsi Linmas di masyarakat serta akan membentuk satuan di unit-unit seperti sekolah dan pesantren terkait antisipasi kebencanaan.
“Kedua, untuk tahun ini akan mulai dibentuk satuan-satuan di unit-unit seperti sekolah dan pesantren-pesantren. Insya Allah akan kami launching Santri Siaga Bencana dan Siswa Siaga Bencana. Itu mulai dari SD,” terang Ade Sugianto.
Bupati Ade Sugianto memaparkan, upaya perluasan edukasi serta pemahaman terkait kebencanaan tersebut bertujuan supaya setiap orang mampu mengantisipasi sedini mungkin terhadap kemungkinan terjadinya bencana.
“Tentu saja pemahaman yang kami berikan kepada masyarakat adalah tentang bencana itu sendiri. Bagaimana mengantisipasi dan meminimalisir kerusakan yang dapat terjadi akibat kejadian alam tersebut. Bentuk edukasinya berupa pelatihan,” papar Ade Sugianto.
Ade Sugianto juga berharap edukasi kebencanaan bisa terealisasi di 351 desa di Kabupaten Tasikmalaya, dan ia pun bertekad akan menginstruksikannya.
“Insya Allah nanti kami akan instruksikan agar di 351 desa yang ada itu melakukan kegiatan-kegiatan edukasi kebencanaan dalam bentuk yang berbeda. Intinya dalam lingkup yang lebih kecil, tetapi justru masyarakat langsung lah yang akan menerima itu semua,” pungkas Ade Sugianto. *(yudie)