JABARTRUST.COM, BANDUNG – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, Minggu, (10/11/2024), menyampaikan keprihatinannya atas bencana alam berupa hujan ekstrem dan angin kencang yang melanda beberapa wilayah di Jawa Barat, yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Cimahi. Dengan curah hujan yang tinggi dan angin kuat yang melanda, ketiga wilayah tersebut mengalami dampak signifikan. Selain menimbulkan kerusakan di berbagai fasilitas publik, bencana ini juga berpengaruh terhadap logistik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Cimahi, sehingga memicu langkah penanganan segera dari pihak berwenang.
“Saya melihat langsung ke lokasi terdampak di Cimahi dan mendapatkan laporan bahwa penanganannya sudah dilakukan dengan baik oleh pemerintah daerah,” kata Bey dalam kunjungannya. “Dari data yang kita peroleh, Cimahi merupakan daerah yang terdampak paling parah akibat hujan lebat kemarin,” lanjutnya.
Dampak signifikan yang menjadi perhatian utama Bey adalah kerusakan pada logistik Pilkada, khususnya kertas suara yang tengah dipersiapkan untuk pilkada mendatang. Di Cimahi, sekitar 2.000 kertas suara terkena dampak akibat kebocoran di gudang penyimpanan karena intensitas hujan yang sangat tinggi. Ketua KPU Kota Cimahi bersama Bawaslu segera bertindak dengan mengeringkan kertas-kertas suara tersebut, dan setelah melalui pengecekan ketat, sekitar 194 kertas suara dinyatakan rusak dan perlu diganti.
“Saya mengapresiasi tindakan cepat dari KPU dan Bawaslu Kota Cimahi yang segera menindaklanjuti kejadian ini. Namun, ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua, khususnya KPU di setiap daerah, untuk lebih berhati-hati dalam menyimpan logistik. Mengingat perkiraan cuaca dari BMKG, hujan dengan intensitas tinggi akan berlangsung hingga akhir Februari tahun depan, sehingga penyimpanan kertas suara harus benar-benar dijamin aman,” tegas Bey.
Selain soal logistik pilkada, Bey juga meminta perhatian khusus terhadap perlindungan fasilitas publik dan keamanan warga, mengingat cuaca ekstrem berpotensi terus berlanjut.
Selain masalah logistik, cuaca buruk ini juga merusak sejumlah fasilitas umum di beberapa wilayah terdampak, termasuk bangunan sekolah, gereja, dan fasilitas umum lainnya yang mengalami kerusakan parah. Walikota Cimahi, bersama tim dari pemerintah daerah, telah berkoordinasi untuk melakukan upaya pembersihan, perbaikan, dan pemulihan sejumlah fasilitas publik yang terkena dampak pohon tumbang dan angin kencang. Pohon-pohon besar yang masih berdiri pun menjadi perhatian khusus, karena berisiko tumbang jika terjadi angin kencang lanjutan.
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memprediksi bahwa puncak musim hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jawa Barat akan terjadi dari akhir November hingga akhir Februari. Bey menegaskan bahwa penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang bisa muncul akibat cuaca ekstrem ini.
Bey menekankan bahwa masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah preventif dalam menghadapi kondisi cuaca yang berbahaya. Untuk mereka yang bepergian, terutama pengendara sepeda motor, Bey mengimbau agar tidak memaksakan diri berkendara di tengah hujan deras disertai angin kencang.
“Lebih baik berhenti sejenak di tempat yang aman daripada mengambil risiko besar dengan tetap berkendara dalam kondisi buruk. Ini penting untuk menjaga keselamatan kita bersama,” ucap Bey, menambahkan bahwa cuaca ekstrem ini dapat memicu bahaya seperti pohon tumbang dan jalan licin.
Bey menjelaskan bahwa himbauan untuk selalu siap siaga telah disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sejak awal Oktober 2024 dan akan terus berlangsung hingga April 2025. Instruksi ini mencakup pemeliharaan fasilitas umum, kesiapan logistik, serta pengaturan lalu lintas yang aman bagi warga yang berada di lokasi-lokasi rawan.
Mengakhiri kunjungannya, Bey mengingatkan bahwa kejadian ini merupakan peringatan penting bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah daerah, petugas pilkada, hingga warga di lingkungan rawan bencana, untuk bersiap menghadapi potensi bencana yang bisa muncul. Kewaspadaan serta koordinasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait menjadi kunci utama dalam menghadapi cuaca ekstrem yang mungkin berlangsung lama.
Bey berharap bahwa penanganan bencana dan pencegahan dampak buruk ke depan akan lebih baik dan terkoordinasi. Ia juga menegaskan bahwa langkah mitigasi bencana seperti pemangkasan pohon yang rentan tumbang, penanganan drainase, dan persiapan logistik yang aman sangat penting untuk diterapkan di seluruh wilayah Jawa Barat.
Dengan adanya peringatan dan langkah proaktif, diharapkan masyarakat dapat memahami pentingnya kewaspadaan selama musim penghujan ini, serta tetap mengikuti anjuran dari pemerintah untuk keselamatan bersama.