Krisis Air Bersih di Musim Hujan, Aliran PDAM Kecil, Berbau Tak Sedap, Laporan Masyarakat Tak Ditanggapi

JABARTRUST.COM, KOTA BANDUNG – Ironisnya, di tengah musim hujan, warga Kota Bandung masih mengalami krisis air bersih. Layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung, yang seharusnya menjadi andalan, justru menuai keluhan. Air yang mengalir ke rumah warga tidak hanya kecil, tetapi juga berbau tak sedap, mempersulit masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Asep, salah seorang warga di kawasan Antapani mengeluhkan buruknya pelayanan PDAM. Menurutnya, kondisi ini sudah berlangsung selama lebih dari seminggu tanpa ada perbaikan berarti.

“Air yang keluar kecil sekali, itu pun baunya tidak enak. Mau digunakan untuk mandi atau mencuci saja ragu, apalagi untuk minum,” ujar Asep dengan nada kesal, Sabtu, (16/11/2024).

Masyarakat yang mencoba mengadukan masalah ini melalui WhatsApp pengaduan layanan masyarakat PDAM mengaku tidak mendapatkan tanggapan memadai. Asep menuturkan bahwa ia sudah beberapa kali mengirim laporan, tetapi hanya menerima balasan otomatis tanpa tindak lanjut.

Baca Juga :  Kopi Bukan Musuh GERD, Menyelami Fakta dan Kebiasaan yang Salah

“Kami sudah kirim pesan ke nomor pengaduan, tapi cuma dibalas dengan format standar. Tidak ada teknisi yang datang atau pemberitahuan tentang apa penyebabnya,” katanya.

Hal serupa diungkapkan Shanty, warga lainya. Ia merasa kecewa karena PDAM tidak segera bertindak meski masyarakat sudah berulang kali melapor.

“Setiap hari kami khawatir dengan bau tak sedap air ini, padahal kami sudah membayar tagihan air setiap bulan,” ungkapnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PDAM Kota Bandung belum memberikan konfirmasi resmi terkait masalah ini. Kondisi ini menambah kekecewaan masyarakat, yang merasa hak mereka atas pelayanan air bersih tidak terpenuhi.

Fenomena ini semakin mengherankan karena terjadi di tengah musim hujan. Air yang seharusnya melimpah justru tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar mengenai pengelolaan sumber daya air oleh PDAM dan apa yang sebenarnya terjadi.

Baca Juga :  Tragedi di Apartemen Jardin: Pembunuhan Akibat Kencan Online Berujung Pembunuhan

Asep mempertanyakan mengapa air yang mengalir justru memiliki bau tak sedap. “Kalau musim kemarau, kita maklum kalau aliran air kecil. Tapi ini musim hujan, seharusnya tidak ada alasan kekurangan air,” ujarnya.

Krisis air ini tidak hanya menyulitkan dari segi kebersihan, tetapi juga berpotensi memicu masalah kesehatan. Air berbau yang digunakan untuk mencuci atau mandi dapat menyebabkan penyakit kulit atau infeksi. Selain itu, masyarakat juga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air bersih.

Shanty menambahkan bahwa krisis ini memengaruhi aktivitas rumah tangganya. “Mencuci piring saja ragu karena air kecil lagi bau, belum lagi untuk mandi. Setiap hari rasanya stres karena masalah air ini,” katanya.

Baca Juga :  Penggunaan Mobil Maung sebagai Kendaraan Dinas untuk Mendorong Industri Dalam Negeri

Warga berharap PDAM Kota Bandung segera memberikan penjelasan resmi dan solusi konkret. “Kami hanya ingin pelayanan yang sesuai dengan apa yang kami bayar. Tidak perlu muluk-muluk, cukup air yang bersih dan mengalir lancar,” tegas Ono.

Masyarakat mendesak agar pemerintah daerah dan manajemen PDAM segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Mereka juga berharap adanya peningkatan sistem pelayanan pengaduan agar laporan masyarakat dapat ditangani dengan cepat dan transparan. Warga Bandung membutuhkan air bersih, dan kebutuhan ini tidak bisa ditunda.