Warga Bandung Kesulitan Air Bersih di Tengah Hujan, PDAM Belum Beri Kepastian

JABARTRUST.COM, BANDUNG – Intensitas hujan yang tinggi di Kota Bandung tidak lantas membuat pasokan air bersih menjadi lebih mudah diakses. Sebaliknya, sejumlah kawasan kini mengalami gangguan distribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung. Berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa titik terdampak termasuk Lengkong Kecil, Antapani, Sarijadi, Ciwaruga, Karangsetra, Budisari, Jl. Cikampek, Jl. Kalijati, Jl. Soma dan Setiabudhi. Di wilayah-wilayah ini, pasokan air PDAM dilaporkan tidak mengalir selama beberapa hari, menyebabkan masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti memasak, mandi, dan mencuci.

Rana (54), warga Lengkong Kecil, menuturkan pengalamannya menghadapi kondisi ini, “Biasanya musim hujan membantu pasokan air lebih lancar. Tapi kali ini, air sama sekali tidak ada. Kami terpaksa membeli air untuk mandi dan mencuci,” ungkapnya, Selasa, (12/11/2024). Di kawasan Antapani, kondisi serupa juga terjadi, di mana warga harus mencari sumber air alternatif seperti membeli air atau menggunakan sumur, meski airnya kadang kurang layak.

Baca Juga :  KPU Kota Bandung Terima 32.000 Kotak Suara dan 20.000 Bilik Suara

Krisis ini memaksa sebagian warga, terutama di kawasan padat, untuk mengantri demi mendapatkan air. Alternatifnya, mereka bisa membeli suplai air bersih melalui penyedia sumur seperti Dafa yang menyediakan air dalam kapasitas besar. Ramdhan, seorang warga, membeli air sebesar 2.000 liter dengan biaya Rp, 250.000 yang cukup untuk kebutuhan sekitar tiga hari. Bagi beberapa keluarga, pengeluaran ini cukup memberatkan, terutama di tengah tekanan ekonomi yang meningkat.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PDAM Kota Bandung belum memberikan keterangan resmi terkait gangguan pasokan ini. Ketiadaan informasi jelas dari PDAM memunculkan sejumlah spekulasi. Beberapa warga menduga, masalah teknis dalam distribusi air mungkin terjadi karena infrastruktur pipa yang sudah tua dan belum mengalami peremajaan. Pipa-pipa yang sudah berumur sering kali mengalami kebocoran atau tersumbat, sehingga memperburuk distribusi air.

Baca Juga :  18 Unit Mobil Pemadam Dikerahkan Untuk Kendalikan Kebakaran Pabrik Cipadung

Selain itu, curah hujan yang tinggi juga diperkirakan mempengaruhi kualitas air baku di sumber utama PDAM, yang bisa menghambat proses pengolahan sebelum disalurkan ke masyarakat. Meski demikian, spekulasi ini belum dapat dipastikan tanpa adanya penjelasan dari pihak PDAM sendiri.

Masyarakat berharap agar pihak PDAM dan pemerintah Kota Bandung segera memberikan klarifikasi dan solusi sementara, terutama di kawasan terdampak parah. “Kami tidak minta bantuan gratis, tapi kami perlu kejelasan dan solusi yang jelas supaya tidak terus-terusan begini,” ujar Yana (47), warga Antapani.

Warga mendesak PDAM agar segera menyediakan truk tangki air di titik-titik terdampak sebagai solusi sementara. Sementara itu, dalam jangka panjang, mereka berharap ada pembaruan dan peningkatan infrastruktur distribusi air PDAM untuk mengurangi risiko gangguan yang berulang di musim-musim berikutnya.

Baca Juga :  Kader PKK Bandung Lawan Darurat Sampah, Targetkan Zero Waste di Tiap Rumah Tangga

Hingga saat ini, warga masih menunggu respons dari PDAM dan pemerintah daerah. Masyarakat berharap adanya langkah cepat dan transparan, mengingat akses terhadap air bersih yang aman adalah kebutuhan dasar yang seharusnya tidak terganggu di tengah musim hujan.