Jabartrust.com, Sumatera Barat, – Ketua Pos Pengamatan Gunungapi Marapi, Ahmad Rifandi, memberikan penjelasan terkait letusan Gunung Marapi yang disebut terjadi secara tiba-tiba. Menurutnya, erupsi gunung api terkadang dipicu oleh kondisi bawah permukaan yang terjadi secara mendadak. Contohnya adalah masuknya air tanah secara tiba-tiba ke dalam kantung magma dangkal atau dipicu oleh gempa tektonik lokal.
Dalam konteks letusan Gunung Marapi, pemicu erupsi yang sudah dipastikan saat ini adalah akumulasi tekanan yang terjadi sangat dangkal. Ahmad Rifandi menjelaskan, “Karena tidak terdeteksi peningkatan gempa VA (Gempa Vulkanik-Dalam) secara signifikan dan yang kedua tiltmeter yang bereaksi adalah tiltmeter puncak.”
Menurut Ahmad, peningkatan tekanan terjadi di kedalaman dangkal, tetapi pemicu pelepasan tekanan belum dapat ditentukan dengan pasti berdasarkan data kegempaan yang ada. “Jadi dari tiltmeter terjadi peningkatan tekanan di kedalaman dangkal, namun pemicu pelepasan tekanan itu belum bisa kita tentukan karena dari data kegempaan tidak ada indikasinya,” tambahnya.
Penjelasan Ahmad Rifandi ini menjadi penting untuk memahami dinamika letusan Gunung Marapi dan mengambil langkah-langkah yang tepat dalam pengamanan dan mitigasi bencana di sekitar area yang terdampak. Sebagai pihak yang berkompeten dalam pengamatan gunungapi, Ahmad Rifandi memberikan klarifikasi yang dapat membantu masyarakat dan pihak terkait dalam menghadapi situasi ini.