447 kasus DBD di Bandung Barat Selama 2023

Jabartrust.com, Bandung Barat, – Kabar buruk datang dari Kabupaten Bandung Barat (KBB) karena beberapa ratus warganya mengalami penyakit demam berdarah (DBD). Dinas Kesehatan mencatat terdapat 447 kasus DBD di wilayah tersebut pada tahun 2023, dengan 2 kematian akibat dari penyakit tersebut. Menurut data itu, hampir seluruh kecamatan terpapar penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut. Namun, ada dua kecamatan yang paling terdampak yakni Kecamatan Cililin dan Kecamatan Cikalongwetan.

“Jadi pada periode Januari sampai Juli 2023, jumlah kasus mencapai 304 kasus, 2 diantaranya meninggal dunia. Sementara dari Juli hingga November 2023 jumlah kasus DBD sebanyak 143,” papar Kepala Bidang P2P Dinkes KBB, Nurul Rasihan pada Rabu, 15 November 2023. “Dari data itu ada dua kecamatan yang mendominasi yakni Kecamatan Cililin dengan 61 kasus dan Cikalongwetan dengan 80 orang,” tambahnya.

Baca Juga :  Hari Lansia Nasional Di Tasikmalaya Dihadiri Oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Dan Menteri Sosial

Kepala Dinkes KBB, Hernawan Widjajanto, mengimbau agar warga Kabupaten Bandung Barat harus waspada terhadap penyakit DBD, terlebih lagi menjelang masuknya musim penghujan. Ia mengingatkan bahwa masyarakat juga harus mewaspadai penyakit lainnya seperti flu dan diare.

“Di perubahan musim ini biasanya DBD, karena itu fasilitas kesehatan di daerah seperti puskesmas sudah mulai mensosialisasikan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” tambahnya.

Untuk mengurangi penyebaran DBD di wilayah tersebut, Dinkes KBB secara aktif melakukan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk dengan prinsip 3M Plus. Selain itu, warga juga diminta untuk menjadi juru pemantau jentik (jumantik) dan melaporkan apabila menemukan tempat genangan air.

“Kami juga kumpulkan kader kesehatan di Bandung Barat untuk terus menekan penyebaran DBD sampai kasus demam berdarah di daerah menurun,” tandas Nurul Rasihan.

Baca Juga :  Berkah Ramadhan, Kodim 0605/Subang Bagikan Takjil ke Masyarakat

Selain itu, terdapat wawancara yang menarik dengan salah satu warga yang terkena DBD di Kabupaten Bandung Barat. Ia mengaku merasa kebingungan karena sebelumnya dia sudah menerapkan pola hidup sehat dan mengikuti himbauan yang diberikan mengenai pemberantasan sarang nyamuk. Namun, ternyata dia tetap terinfeksi DBD.

“Saya merasa bingung karena saya sudah mengikuti petunjuk dari pihak kesehatan, tapi saya tetap terkena DBD. Akan tetapi, penyakit ini harus diwaspadai dan warga harus lebih aktif melakukan pencegahan agar jumlah korbannya bisa ditekan,” ungkapnya dengan nada bingung.