JABARTRUST.COM, KAB CIANJUR – Meskipun saat ini harga cabai melambung tinggi, namun disinyalir tidak sesuai dengan harapan. Pasalnya dengan tingginya harga cabai otomatis biaya produksi yang dikeluarkan.
Seorang petani yang tergabung dalam kelompok tani multi jaya giri (mujagi) Kp. Pasir Cina Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, Cianjur Didin silahudin mengatakan, saat ini untuk harga cabai yang tinggi memang petani yang diuntungkan, namun menurut Didin tidak sebanding dengan produksi.
“Sebetulnya untuk cabai harga yang menikmati saat ini petani, itu pun petani yang panen, kenapa sekarang harganya tinggi? sebetulnya bukan artian ada yang bermain di harga, karena sekarang harga sudah terbuka bahkan tiap hari petani bisa tau info harga, tapi penyebab harga tinggi yaitu tidak seimbang antara permintaan dengan hasil panen,” ujar Didin ditemui di Gapoktan Mujagi, Kamis 7Juli 2022
Didin menuturkan, saat ini untuk petani sentra cabai kebanyakan gagal panen, karena harus bertaruh dengan kondisi cuaca ekstrim dan tidak menentu.
“Dengan kondisi seperti ini biaya produksi bisa dua kali lipat bahkan lebih, karena harus dilakukan penyemprotan setiap hari, belum hujan harus pakai plastik,” katanya.
Didin menyebutkan, pada awal pendemo banyak para petani cabai yang memilih untuk beralih ke komoditi lain, karena harga cabai yang sangat anjlok, namun produksi masih tetap.
“Luas tanam juga sebelumnya berkurang karena awal pandemi harga cabai itu kan anjlok sedangkan biaya untuk budidaya cabai itu sangat mahal petani tidak mampu tanam cabai karena tidak ada modal dan mereka lebih memilih untuk beralih ke komoditas lain,” tuturnya.
Menurut Didin, permintaan cabai saat ini sangat tinggi, bahkan para petani tidak bisa memenuhi pesanan dari pasar maupun dari konsumen.
“Permintaan normalnya per malam sekitar 40 sampai 50 ton yang masuk ke jakarta, baru harga akan stabil, tapi sekarang satu malam tidak sampai 30 persen karena petani yang harus panen banyak, tapi banyak yang gagal panen karena kondisi cuaca ekstrim saat ini,” ujarnya.
Didin menyebutkan, para petani saat ini lebih memaksimalkan lahan sedikit daripada tanam luas, meskipun saat ini harga cabai tinggi, namun para petani tidak mau mengambil resiko gagal panen.
“Wajar sekarang harga tinggi, selain panen sedikit biaya produksi mahal, walaupun harga tinggi keuntungan tidak besar, tidak seperti waktu normal, tidak seperti orang bayangkan, mungkin liat kondisi cuaca, tapi kalau normal dua tiga buln bisa mulai panen raya karena stok benih rata-rata habis, tapi kalau cuaca ekstrim belum tentu bisa panen juga,” ujarnya.
Didin menambahkan, harga cabai kriting saat ini di petani berkisar di harga Rp. 65.000 untuk cabai rawit di harga Rp. 85.000 sedangkan untuk cabai merah Rp. 60.000
“Petani individu idealnya bertani sekitar 5000 meter baru bisa layak, kurang dari itu habis dengan produksi, sedangkan untuk wilayah sini karena kepemilikan lahan kecil rata-rata 2000 meter sehingga petani cabai itu jarang, karena waktu juga lama sampai ke panen, rata-rata 100 sampai 120 hari karena dataran tinggi, sedangkan untuk cabai harusnya di dataran medium bisa sampai 75 hari sudah bisa panen dengan cuaca yang sesuai,” imbuhnya. ***(Goys)