Hewan Ternak Bergejala PMK Akan Dilakukan PCR

JABARTRUST.COM, BANDUNG   – Ketua Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Suharyanto, mengingatkan pentingnya penerapan 4 strategi dalam penanganan PMK yakni biosecurity, pengobatan, vaksinasi dan pemotongan bersyarat.

Untuk efektifitas keempat langkah tersebut, dilakukan pula testing sebagai tindakan pencegahan penyebaran PMK agar tidak semakin meluas.

Suharyanto yang juga menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, saat ini testing yang dilakukan masih dilihat berdasarkan gejala klinis.

Tetapi, kata Suharyanto pemerintah telah menyiapkan alat testing secara ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti yang dilakukan untuk testing Covid-19 melalui Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Kalau biosecurity bisa dimaksimalkan tidak perlu dilakukan vaksinasi. Oleh sebab itu, daerah yang belum terpapar (PMK) harus dijaga,” tandasnya.

Baca Juga :  Resmikan Gedung Creative Center Tasikmalaya, Ridwan Kamil: Ruang Generasi Muda Berkreasi

Suharyanto menuturkan bila ada 1-2 hewan ternak masuk yang sudah terpapar, sebaiknya langsung saja dipotong. Tetapi, jika jumlahnya banyak agar langsung diobati.

Suharyanto juga mengingatkan dampak dari PMK, tidak bisa dianggap sepele. “Sebab penurunan ekonomi yang signifikan, dapat mengakibatkan kerugian yang bisa mencapai triliun rupiah,” pungkasnya.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Baca Juga :  Presiden Jokowi: Ketegaran dan Ketabahan Ridwan Kamil Jadi Teladan

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.