JABARTRUST.COM, BANDUNG, – Sebanyak 23 kabupaten kota di Jawa Barat tengah mengadapi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat kemarau Panjang. Total luas lahan pertanian yang terbakar mencapai 887,7 hektar, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Meskipun karhutla telah menimbulkan tantangan serius, upaya penanganan yang berkoordinasi dengan melibatkan semua pihak terkait telah berhasil mengatasi sebagian besar kebakaran hutan dan lahan.
BPBD Jabar terus berkoordinasi dengan BPBD di daerah serta instansi terkait untuk menyediakan data dan langkah-langkah penanganan yang lebih efektif sehubungan dengan kekeringan dan karhutla. Kedua isu ini, yaitu kekeringan dan karhutla, menjadi perhatian serius bagi pemerintah Jabar, dan mereka berkomitmen untuk menghadapinya dengan kekuatan penuh.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyatakan, “Kami fokus pada upaya penyediaan air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan. Ini merupakan prioritas kami untuk mengatasi situasi ini.”
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, hingga tanggal 13 Oktober 2023, sudah ada 24 kabupaten dan kota di Jabar yang terkena dampak kekeringan. Dalam upaya untuk mengatasi krisis ini, pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan telah menyalurkan lebih dari 16 juta liter air bersih kepada warga yang membutuhkan. Menanggapi upaya tersebut, Bey Machmudin menyatakan, “Kami terus bekerja sama dengan BPBD, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kabupaten dan kota terdampak untuk mendistribusikan air bersih.”
Hingga Jumat (13/10/2023), Pemdaprov bersama stakeholders telah menyalurkan 16.082.460 (16 juta) liter air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak kekeringan. Dampak kekeringan kini dirasakan oleh 302.665 kepala keluarga. Untuk mendistribusikan air bersih, BPBD Jabar bekerja sama dengan BPBD serta instansi terkait di kabupaten dan kota, seperti PMI dan PDAM.