JABARTRUST, BANDUNG – Semenjak pintu gerbang TPA Sarimukti terpaksa ditutup untuk sementara, panorama jalan-jalan di Kota Bandung telah berubah menjadi panggung tumpukan sampah yang mengejutkan. Dalam sepekan terakhir, pemandangan ini menjadi sorotan utama, di mana tumpukan limbah menghiasi beberapa ruas jalan dengan serta-merta, menciptakan deretan antrean roda sampah yang tidak biasa. Bahkan, di beberapa Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara, pemandangan seperti ini terasa semakin menggelitik mata.
Di trotoar Jalan Astana Anyar, tepatnya, tumpukan sampah seakan-akan menjadi karya seni yang terpajang menggunung, seiring dengan keberadaan gerobak sampah yang bertambah menjadi satu kesatuan menarik di dalamnya. Tidak berhenti di situ, di lokasi TPS Pagarsih, sebuah adegan yang lebih menakjubkan terlihat—tempat tersebut masih tertutup, dan antrean gerobak sampah yang memanjang hingga jalan raya membentuk komposisi yang tak biasa.
Johan Sobana, seorang pahlawan kebersihan dari Kelurahan Cibadak, memberikan keterangan bahwa situasi ini tidak biasa. Selama delapan hari terakhir, sampah di TPS Pagarsih masih belum mendapatkan panggilan untuk diangkut. Meskipun direncanakan akan terjadi pada Senin (28/8/2023), namun belum ada tanda-tanda yang mengisyaratkan perubahan.
“Awalnya, kami berniat untuk melakukan pengangkutan, tetapi rencana ini terhambat oleh situasi jalan yang rumit. Mungkin, akan dilaksanakan pada hari Kamis,” tutur Johan, ketika ditemui di dekat TPS Pagarsih pada hari Senin yang sama.
Dalam keadaan normal, dia menjelaskan bahwa sampah diangkut tiga kali dalam sehari menuju TPA Sarimukti. Namun, dalam situasi saat ini, angkutan sampah belum pernah terjadi sama sekali. Hasilnya, sampah telah membentuk tumpukan di TPS Pagarsih, menciptakan pemandangan yang sangat berkesan. Untuk mengatasi tumpukan ini dan mencegahnya semakin meluas, dia mengajak warga setempat untuk sementara waktu menghentikan kebiasaan membuang sampah di TPS.
“Terkadang, Ketua RW dan Ketua RT telah mengingatkan warga untuk menahan diri dalam membuang sampah ke TPS. Sayangnya, masih ada beberapa pengendara motor yang tetap melanggar,” tambah Johan dengan nada prihatin.
Dalam penjelasannya, Johan juga mengungkapkan bahwa ketika arus sampah terus berdatangan, jalan di daerah Pagarsih kemungkinan besar akan terhalang dan menyebabkan kemacetan. Belum lagi, bau tak sedap dari tumpukan sampah yang terus membesar semakin mengganggu warga yang melewati daerah tersebut. Yadi, seorang warga dan Ketua RT 06 RW 04 di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, turut berbicara tentang dampak negatif ini. Menurutnya, dampak terbesar adalah kemacetan yang merayap dan bau tak sedap yang meresap dalam udara.
“Sejak tragedi kebakaran di TPA Sarimukti, sampah tak kunjung diangkut. Kami berharap pihak terkait, khususnya Dinas Kebersihan Kota Bandung, dapat lebih memperhatikan masalah kebersihan ini,” ungkap Yadi. Meskipun imbauan telah diberikan agar warga tidak membuang sampah ke TPS terlebih dahulu, ia mengakui bahwa sampah di rumahnya masih belum mendapatkan kejelasan untuk diangkut. *Fitho