Dalam rangka memajukan kesejahteraan petani sayur, buah, dan tanaman herbal di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. LPPM ITB (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat – Institut Teknologi Bandung) memasang lemari pengering di Desa Suntenjaya.
Berkolaborasi dengan PT. Aimtopindo Nuansa Kimia serta Asosiasi Petani Sayur, Buah dan Tanaman Herbal Merdeka, tim LPPM ITB yang diketuai oleh Antonius Indarto, S.T., M.Eng., Ph.D telah membangun alat pengering di desa tersebut, dengan tujuan buah, sayuran dan umbi yang dihasilkan dengan berlimpah saat sebagian dapat dikeringkan menjadi produk yang bernilai tambah.
“Dengan adanya lemari pengering ini, para petani di Desa Suntenjaya Lembang dapat menghasilkan produk-produk kering hasil pertanian dan perkebunan tanpa tergantung pada cuaca”, ungkap Antonius Indarto yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Sarjana Teknik Bioenergi dan Kemurgi ITB.
Produk-produk kering tersebut memiliki waktu simpan yang lebih panjang sehingga mencegah pembusukan di saat panen raya. Dengan proses pengeringan, nilai ekonomi produk meningkat sehingga para petani dapat memperoleh penghasilan tambahan.
Tim yang terdiri dari Antonius Indarto, Prof. Dr. Ir. Lienda A. Handojo, M.Eng. (dosen Prodi Teknik Pangan ITB) , Dr. Eng. Pramujo Widiatmoko, S.T., M.T., (dosen Prodi Teknik Kimia ITB) , dan Giovanni Arneldi Sumampouw, S.T., M.Sc., (asisten pada Prodi Teknik Pangan ITB).
“Pendekatan multidisiplin digunakan karena perancangan lemari pengering ini memperhitungkan berbagai aspek, mulai dari segi kualitas pangan agar sesuai dengan permintaan pasar, hingga efisiensi energi agar biaya pengeringan tidak terlalu tinggi,” ujar Prof. Lienda yang juga merupakan Ketua Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomassa dan Pangan ITB.
Para petani Desa Suntenjaya yang tergabung dalam Asosiasi Petani Sayur, Buah, dan Tanaman Herbal Merdeka juga menyambut baik bantuan peralatan pengering ini. Ketua Asosiasi Nandang Kosim, mengatakan bahwa buah dan umbi yang tidak diterima pasar karena bentuk yang kurang baik dan ukuran yang terlalu kecil kini dapat diolah menjadi produk kering.
Produk-produk kering yang dihasilkan telah memiliki pangsa pasar yang luas. Buah lemon kering banyak dicari sebagai pugasan (topping) minuman yang dapat menambah rasa dan aroma segar lemon. Umbi bit kering dapat dijadikan tepung untuk produksi kue dengan warna merah khas bit dan kandungan nutrisi yang baik.
Desa Suntenjaya juga mulai dikenal sebagai produsen kopi berkualitas tinggi sehingga keberadaan lemari pengering ini dapat meningkatkan kapasitas produksi kopi untuk memenuhi permintaan pasar.
Pada serah terima bantuan peralatan pengeringan dari LPPM ITB kepada Asosiasi Merdeka yang diselenggarakan pada tanggal 7 September 2022, dihadiri juga oleh Direktur PT Aimtopindo Nuansa Kimia Yanus Sasongko, Anggota DPR RI Yadi Srimulyadi, Sekdis DKPP KBB Alit Rukmana, Camat Lembang Herman Permadi, Kades Suntenjaya Asep Wahono, Kades Cibodas Dindin Sukaya.
“Kami berharap kegiatan pengabdian kepada masyarakat LPPM ITB di Desa Suntenjaya dapat berkelanjutan dan tidak berakhir hanya pada pemasangan alat pengering ini. Kami berencana untuk memasang panel surya agar sebagian bahkan seluruh kebutuhan listrik lemari pengering dapat berasal dari matahari,” ungkap Antonius Indarto.
“Program ini juga dapat berkembang lebih jauh dengan bantuan ahli lain dari ITB untuk membuat sistem pemasaran digital, sehingga produk-produk hasil lemari pengering ini dapat menembus pasar market place ” , ujarnya
Sementara itu Nandang Kosim sebagai ketua asosiasi petani merdeka mengaku pihaknya sangat terbantu dengan adanya lemari pengering buah, sayur dan umbi ini karena memiliki nilai tambah bagi petani
” Pada saat panen raya harga sayuran dan buah2an anjlok malah banyak yang terbuang karena tidak laku “, ujarnya.
Setelah ada lemari pengering sayuran dan buah2an memiliki nilai ekonomis tinggi , seperti jeruk lemon misalnya setelah dikeringkan nilai jualnya jadi lebih tinggi bahkan bisa awet ber bulan2. Contohnya jeruk lemon yang dijual 3000,-/kg setelah dikeringkan harganya naik ber lipat2 . Ia menyebutkan untuk jeruk lemon kering biasa dihargai Rp 40.000/200 gr dan jeruk lemon kering super Rp 90.000/200 gr
“Jeruk kering biasa untuk garnis minuman di kafe2 “, ujarnya
Sementara ditempat yg sama Yadi Srimulyadi Anggota DPR RI yang hadir di acara tersebut menyampaikan
” Untuk pemberdayaan petani sayur dan buah bantuan mesin pengering dari LPPM ITB sangat bermanfaat sekali, seperti jeruk lemon kemaren harganya turun sekarang ada bantuan mesin dengan teknologi dari itb jadi pasca panen bisa diolah dan dikeringkan sehingga ada nilai tambah yang tinggi untuk petani. Kalau tidak laku jangan dibuang tapi bisa di awet kan bahkan setelah dikeringkan bisa dijual lebih mahal, ujar Yadi.
Oleh karena itu kami berterimakasih kepada LPPM ITB , sekarang pandemi sudah landai semoga para petani didesa suntenjaya dan desa cibodas lembang akan lebih giat bertani untuk meningkatkan produksi “, pungkas nya. (red)