Mengokohkan Kembali KeiIlmuan Dakwah, Sinergi Konsepsi dan Aksi

Seminar keilmuan Dakwah Program Magister (S2) Komunikasi dan Penyiaran Islam Pascasarjana UIN SGD Bandung

JABARTRUST.COM, KOTA BANDUNG – BANDUNG, – Rabu (31/8). Prodi S2 KPI Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Seminar Keilmuan Dakwah Program Studi Magister (S2) (KPI) dengan tema “Konseptualisasi Ilmu Dakwah yang Berakar pada Aktivitas Dakwah.

Acara seminar ini, dimulai dengan laporan ketua pelaksana yang disampaikan oleh Dr. H. Zaenal Mukarom, M. Si., CICS, dalam laporannya ia menyampaikan perlunya rekonstruksi Ilmu Dakwah dalam perspektif Ilmu Komunikasi, terlebih prodi Strata Dua KPI berakar pada Ilmu dakwah dan komunikasi, sehingga berbagai pengkajian seperti ini perlu terus diselenggarakan, pungkas Ketua prodi S2 KPI itu.

Acara seminar ini dibuka langsung oleh Direktur Pascasarja UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H Supiana, M.Ag., CSEE. Dalam sambutannya, dirinya sangat menyambut baik kegiatan ini terutama untuk pengembangan keilmuan prodi. Ia pun menambahkan bahwa diperbolehkan tujuan nama prodi yang bersifat sesuai dengan kebutuhan & marketable di masyarakat.

Baca Juga :  Meski Puasa, Polisi Terus Gencarkan Vaksinasi Booster Sebagai Syarat Mudik
Direktur pascasarjana dan ketua program Magister KPI UIN SGD Bandung

Seminar tesebut mengahdirkan dua narasumber yaitu Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, MA dan Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag. pada hari Rabu dimulai pukul 08.00 sampai dengan selesai, yang bertempat di Hotel Horison, Kota Bandung.

Konseptualisasi Ilmu Dakwah yang Berakar pada Aktivitas Dakwah, itulah topik yang disampaikan oleh Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag, sosok akademisi sekaligus praktisi dakwah ini sangat dikenal di lingkungan kampus dan popular di luar kampus, dengan label muballigh nya.

Lebih dari 40 tahun berdakwah dan beraktivitas tabligh, sebagai pelaku dakwah seringkali ia melakukan rekayasa sosial dalam pengembangan masyarakat, sebagai muballigh ia menyampaikan kegiatan tabligh nya di berbagai daerah dan pelosok.

Muballigh yang suka seni ini menegaskan, menapaki jalan dakwah telah membentuk dirinya mendapatlkan pegamalanan, pengetahuan, wawasan (insight, perception), kemampuan problem solving,  pegaulan luas, pertemanan dan persaudaraan (botherhood),  Kedewasaan (mental, moral, siritual, intelektual dan sosial), kepemimpinan (leadership), Skill dan talenta, Rihlah (pelesir, hiburan), termasuk hal yang bersifat material.

Baca Juga :  Jalani Toleransi, Badan Kerjasama Gereja Subang Berbagi Makanan Buka Puasa

Kyai yang suka menyelipkan pesan tabligh dengan bersenandung nyanyian ini pun mengingatkan, Kompetensi Akademik dalam dakwah itu penting, termasuk pentingnya kompetensi kepribadian dan spiritual, yaitu kemampuan mengemas seluruh perilaku dengan keimanan dan ketaqwaan dala wujud akhlak karimah.

Muballigh kondang ini pun menyatakan, pentingnya konsep “Dakwah Moderasi” yang akhir-akhir ini sering didengungkan, sejatinya diorientasikan pada pengembangan sikap toleransi yang sesungguhnya, mengajak setiap umat beragama untuk jujur mengakui dan mengekspresikan keberagamannya tanpa ditutup-tutupi.

Narasumber kedua memaparkan tentang “Kontribusi Ilmu Komunikasi dalam Pengembangan Ilmu Dakwah”, yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Asep Saeful Muhtadi, MA.,ia mengamati telah terjadinya gerakan dakwah bebas mengalir tanpa menyentuh proses “konseptualisasi” yang melahirkan teori-teori.

Baca Juga :  Ridwan Kamil Takziah ke Rumah Ayahanda Emil Dardak

Menurutnya, secara akademik, fenomena dakwah yang terjadi perlu direspon secara proporsional, baik konsepsi maupun aksi, dalam penilaianya, masih belum banyak lapisan akademisi yang memberikan respon secara memadai.

Guru besar ilmu komunikasi yang sering di sapa Kang Samuh ini pun menengaskan fenomena dakwah perlu banyak di kaji secara komprehensif, termasuk dalam perspektif ilmu komunikasi. Karena fenomena dakwah dan komunikasi terus berkembang.

oleh karena itu menurutnya, perhatian akademik dibutuhkan dalam melihat fenomena dakwah, tentang agama dan media, fenomea keberagaman, popularisasi da’i di media, dan lain-lain. Dalam paparannya, Samuh menegaskan kata kunci sinergi akademik, dakwah dan komunikasi.

Acara seminar yang dimoderatori oleh Dr. Dadan Anugerah, M.Si ini pun berjalan dengan khidmat, kemudian dalam penutupannya, ketua prodi S2 KPI menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu acara ini sehingga berjalan dengan baik. (red)