JABARTRUST.COM, KOTA BANDUNG,– Pimpinan Daerah Perhimpunan Pergerakan Indonesia (Pimda PPI) Provinsi Jawa Barat meminta pemerintah serius dalam menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pasalnya, penyebaran penyakit tersebut penyebarannya telah meningkat hingga ke tingkat desa.
Selain itu, penularannya cukup cepat bahkan, jika sudah ada salah satu hewan sapi terinfeksi, yang lainnya akan ikut tertular. Jajaran PPI Jawa Barat menyampaikan beberapa poin penting untuk meminimalisasi penularan PMK.
“Poin pertama pemerintah perlu segera mempertimbangkan untuk menetapkan status wabah nasional agar ada penanganan yang serius,” ujar Ketua Pimda PPI Jawa Barat Ahmad Baehaqi Abrori dalam keterangan tertulisnya.
Poin kedua yakni BUMN dan BUMD yang bergerak dibidang pangan agar benar-benar hadir memberikan solusi terhadap sapi hasil peternak rakyat sebagai antisipasi kemungkinan pasar rakyat yang tidak mampu menampung.
Sementara, poin ketiga yaitu RPH kota yang jauh dari sentra produsen ruminansia dibuka seluas luasnya untuk pemotongan sapi PMK.
“Poin keempat agar pemerintah membuat kebijakan dengan skala prioritas vaksin disentra pembibitan dan vaksin gratis untuk para peternak,” kata dia.
Kemudian poin lima penting adanya kebijakan relaksasi pinjaman ternak, untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya masalah sosial di tengah-tengah masyarakat. Poin enam memberi kepastian kepada perbankan atas persoalan force majeure, baik kompensasi kepada bank maupun kepastian pembiayaan selanjutnya.
Poin tujuh yakni angka kemiskinan dan kriminalitas dikhawarirkan meningkat dikarenakan mata pencaharian yg mendadak hilang dan tdk mempunyai alternatif pemasukan. Pemerintah harus sesegera mungkin merecovery usaha ternak masyarakat terdampak.
“Poin delapan pemerintah secepatnya membuat instrumen pemulihan ekonomi nasional sektor peternak ruminansia, dengan memberikan stimulus yg tepat kepada yang terdampak,” ujar Ahmad.
Selanjutnya, pemerintah juga harus terus menerus kampanye bahwa makan daging dan susu dari sapi terjangkit PMK, tidak berbahaya bagi yang makan.
“Poin terakhir, menghentikan impor produk daging, kulit dan hewan dari sumber yang disinyalir sebagai penyebab PMK saat ini,” demikian Ahmad.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.