JABARTRUST, BANDUNG – “Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Membocorkan Pengalamannya Ditawari Ikut dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta Tahun 2017. Kehadirannya di Jambore Jurnalis Televisi yang Digelar oleh IJTI Jawa Barat Menyuguhkan Penuturan Menarik ini.
Sosok yang akrab dipanggil Kang Emil Ini Mulanya Dikonfrontir dengan Pertanyaan Mengenai Komitmennya Terhadap Jawa Barat Usai Masa Kepemimpinannya Berakhir pada 5 September 2023 Nanti.
Kang Emil Berbicara dengan Penuh Jujur, Menyampaikan Bahwa Dirinya Tidak Pernah Bermimpi Terjun ke Dunia Politik. Bahkan Ketika Masa Jabatannya Sebagai Wali Kota Bandung pada Tahun 2013-2018, Kang Emil Menyingkapkan Awal Terbitnya Ide Itu karena Perasaan Frustrasinya atas Sesuatu.
“Tidak Pernah Terpikir oleh Saya Menjadi Wali Kota Bandung. Itu Ide Muncul pada 2012, Setahun Sebelumnya, Karena Saya Marah Akibat Sesuatu Hal. Saya Tidak Dilirik Saat Mendesain Kolong (Jembatan) Pasopati. Begitu Saja,” Ujar Kang Emil Sambil Tersenyum.
“Saya Mengambil Langkah Berjuang Untuk Kota Ini. Pada Akhirnya, Saya Terlibat dalam Pilkada. Jadi, Saya Mulai Belajar tentang Pilkada. Takdir Berbicara, Saya Menang. Kemudian, Sebagai Gubernur, Karena Perahu Sudah Berlayar, Kita Hanya Menanti Tuhan yang Akan Menentukan Kemana Perahu Akan Sandar,” Sambungnya Menambahkan dengan Semangat.
Tidak Hanya Itu, Kang Emil Menceritakan Bagaimana Pernah Ditawari Untuk Menjadi Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta Pada Tahun 2017 Ketika Dirinya Masih Menjabat Sebagai Wali Kota Bandung. Saat Itu, Segala Persiapan Untuk Mengikuti Pilgub DKI Sudah Siap.
“Saya Menceritakan bahwa Saya Digoda Pada 2017 Untuk Maju Sebagai Cagub Jakarta. Saya Dipanggil ‘Kang’, Disurvei Baik, Logistik Siap, Mari Maju di Pilgub Jakarta. Saya Ingat Kembali, Saat Itu Saya Berpikir, Seandainya Menjadi Gubernur Jakarta Maka Akan Datang Dari Wali Kota Bandung. Tentu, Kesempatan Ini Harus Diambil Sesuai Rencana Manusia,” Ucap Kang Emil dengan Wajah Berbinar.
Namun, Kang Emil Tidak Langsung Menerima Tawaran Tersebut. Ia Lebih Dahulu Mengonsultasikan Kepada Ibunya, Hj Tjutju Sukaesih atau Biasa Dipanggil Maci. Menurut Kang Emil, Maci dengan Tegas Melarang Dirinya Menerima Tawaran Untuk Mengikuti Pilgub DKI.
“Namun, Saya Selalu Menghubungi Ibu Saya Ketika Ada Keputusan Besar yang Harus Saya Ambil. ‘Maci, Bagaimana Menurutmu?’. Maci Menjawab dengan Tegas, Tidak Boleh, Begitu. Saya Tanyakan, Kenapa Tidak Boleh, Maci? Padahal Disurvei Baik, Logistik Tersedia, Pendukung Siap,” Cerita Kang Emil.
“Ibu Menjawab, Tetapi, Kamu Akan Dianggap Sebagai Pemimpin yang Tidak Menyelesaikan. Lebih Baik Jika Kamu Menang, Atau Kalah Pun, Kamu Kembali ke Pasteur (Bandung), Ini Lebih Mulia. Lebih Baik Kalau Menang, Kalau Kalah, Kembali ke Bandung dengan Kepala Tegak dan Tidak Menjauh,” Jelasnya Berbicara dengan Tatapan Penuh Rasa Hormat.
Oleh Karena Itu, Setiap Keputusan Penting yang Diambil Kang Emil Selalu Dalam Konsultasi dengan Ibundanya. Ia Merasa Bahwa Nasihat Ibunya Selalu Memuliakan Dirinya. Meski Begitu, Kang Emil Menyatakan bahwa Maci Mendukung Penuh Saat Dirinya Memutuskan Maju dalam Pilgub Jabar 2018.
“Tetapi, Dalam Kasus Jabar, Ibuku Menyatakan Bahwa Kamu Harus Maju. Saudara-saudara Banyak di Garut, Tasik, dan Di Mana-mana. Dalam Hidup, Tidak Selalu Ada Kesempatan untuk Diambil. Hanya Ada Kesempatan, dan Itulah Intinya. Apa yang Ada di Depan Harus Dibereskan,” Tutup Kang Emil dengan Kesan yang Kuat.” *(Fitho).