Siswa SD di Sukabumi Terpaksa Belajar di Tenda Darurat

Sukabumi, 31 Oktober 2023 – Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bantargebang, Desa Bantargebang, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa belajar di tenda darurat. Pasalnya, bangunan sekolah mereka sudah rusak parah dan terancam roboh.

Menurut pengakuan siswa, sudah hampir 6 bulan mereka belajar di tenda tersebut. Setiap harinya, mereka harus belajar bercampur panas matahari dan debu di sekitar sekolah.

Di dalam tenda, terdapat dua kelas yang posisinya saling berhadapan. Setiap kelas diajar oleh dua orang guru. Suara bising pun selalu mengganggu aktivitas belajar mereka sehingga sulit untuk berkonsentrasi.

Namun, dalam kondisi tersebut, para siswa tetap bersemangat. Mereka sadar bahwa jika dipaksakan belajar di dalam kelas, risikonya lebih besar dengan keselamatan mereka.

Baca Juga :  Pengguna Roda 2 Knalpot Bising Akan Di Tindak

Aktivitas belajar mengajar dilakukan dari pagi hingga pukul 11 siang. Namun, jika hujan tiba, mereka terpaksa dipulangkan karena kehujanan.

Ada empat ruangan yang saat ini masih bisa digunakan. Namun, dari empat ruangan tersebut, dua ruangan terancam roboh. Sehingga, terkadang empat kelas di sekolah tersebut secara bergantian belajar menggunakan tenda darurat tersebut.

Menurut Kepala Sekolah SDN Bantargebang, Edi Suhaedi, aktivitas belajar mengajar di tenda dilakukan karena salah satu siswa pernah tertimpa plafon kelas yang sudah lapuk. Sehingga, untuk menghindari kecelakaan, aktivitas belajar pun dipindahkan di tenda darurat tersebut.

Ada empat ruangan kelas yang saat ini sudah rusak dimakan usia. Selain itu, fasilitas belajar seperti meja, kursi, dan lainnya pun tidak bisa digunakan. Sudah hampir 15 tahun bangunan tersebut tidak pernah diperbaiki. Yang terakhir diperbaiki sekitar tahun 2008.

Baca Juga :  Himakom UNIDA Ajak Mahasiswa Sains Komunikasi Belajar Jurnalistik dari Jurnalis Tempo

Kepala sekolah pun sudah mengajukan beberapa perbaikan pada dinas terkait. Namun, hingga saat ini hanya sebatas survei saja tanpa ada realisasi pembangunan.

Orang tua dan pihak sekolah berharap agar ada secepatnya perbaikan untuk sekolah tersebut. Sehingga, para penerus generasi bangsa tersebut bisa nyaman dalam belajar.