Viral di Medsos Kelumpuhan Akibat Anestesi, Ini Kata Dok Mo

JABARTRUST.COM, BANDUNG – Masalah anestesi yang akhirnya berdampak kelumpuhan pada pasien, ramai dibicarakan di media sosial. Yuliantika diduga menjadi korban malapraktik di salah satu rumah sakit. Menurut kesaksian sang suami, Yulianti mendapatkan 12 kali suntik anestesi sebelum menjalani operasi caesar.

Pakar kesehatan yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM) dr. Theresia Monica Rahardjo atau Dok Mo mengatakan, anestesi tidak pernah menyebabkan kelumpuhan permanen ataupun hingga meninggal dunia. Meski demikian, Dok Mo mengakui setiap tindakan, ada efek samping yang mungkin timbul.

“Misalnya kalau anestesi spinal itu efek sampingnya adalah penurunan tensi. Nah penurunan tekanan darah ini bisa diimbangi oleh pemberian cairan saat anestersi spinal dilakukan. Atau anestesi epidural bisa menyebabkan sakit kepala hebat. Itu bisa diatasi dengan pemberian obat sakit kepala,”jelas Dok Mo Kamis, (19/1/2023).

Baca Juga :  Wagub Jabar Akui Keterlambatan Distribusi Vaksin PMK

Dikatakannya juga, efek samping dampak anestesi, seharusnya dijelaskan kepada pasien. Sehingga pasien mengerti dampak yang bakal terjadi bila menjalani anestesi.

“Sebaiknya juga dokter sudah menjelaskan dampak anestesi kepada pasien. Dan apabila dokter pada pemberian anestesi spinal atau epidural menemukan kesulitan, dapat menukar teknik anestesinya menjadi anestesi umum,”ujar dia.

Ia juga mencontohkan, apabila dokter anestesi menemukan pasien yang memiliki tulang belakang yang unik atau sulit melakukan anestesi regional, maka dokter spesialis anestesi dapat mengubah mode pembiusan.

Dalam anestesi dijelaskan Dok Mo, ada tiga jenis yakni anestesi lokal, regional dan umum.

Ia pun menegaskan, RS UKM selalu mengikuti prosedur yang ada untuk tindakan atau melakukan anestesi terhadap pasien. Sehingga efek samping dari tindakan anestesi, tidak berdampak pada kelumpuhan.

Baca Juga :  Mengukir Sejarah: Arkana Ocktane di LENKA MiniGP Cup Prix 2022

“Kalau di RS UKM semuanya dilakukan sesuai prosedur, sehingga tidak ditemukan adanya kejadian seperti kelumpuhan ataupun meninggal karena anestesi,”pungkas Dok Mo.