Gangguan Jiwa dan Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental dalam Perspektif Agama

JABARTRUST.COM, KOTA BANDUNG – Pada sebuah Kajian Malam (KALAM) di Masjid Jami Al Ukhuwah, Kota Bandung, Rabu (04/12/2024), Sinyo Hendrik, membahas topik yang sering terabaikan dalam diri masing-masing masyarakat, yaitu gangguan jiwa (mental disorder). Dalam pemaparannya, Sinyo mengungkapkan bahwa banyak orang tidak menyadari betapa pentingnya pemahaman tentang kesehatan mental dalam konteks agama dan spiritualitas.

Sinyo membuka diskusi dengan sebuah pengamatan, bahwa gangguan jiwa seringkali tidak diperkenalkan secara luas, banyak individu yang menganggap gangguan jiwa sebagai hal yang tabu atau tidak penting untuk dibahas, padahal masalah ini sangat terkait dengan kesejahteraan fisik, emosional, dan spiritual seseorang.

“Contoh sederhana, kita sering mencerca cuaca atau keadaan di sekitar kita, padahal bisa jadi kita sedang menyakiti Allah yang menciptakan segalanya,” kata Sinyo. Menurutnya, dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa perilaku atau pikiran negatif yang muncul bisa menjadi tanda adanya gangguan jiwa yang lebih dalam.

Sinyo melanjutkan dengan mengungkapkan bahwa gangguan jiwa sering kali tidak terlihat, bahkan oleh diri sendiri. “Kemungkinan kita semua sebenarnya memiliki gangguan jiwa, meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda. Kita tidak selalu menyadarinya, karena penyakit jiwa ini seringkali terabaikan,” ungkap Sinyo. Ia berpendapat bahwa gangguan jiwa bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari ketidakmampuan mengendalikan emosi hingga kehilangan makna spiritual dalam hidup.

Baca Juga :  Pemerintah Kota Bandung Stop Abaikan PKL, Tuntut Kebijakan yang Adil dan Jelas!

Salah satu bentuk gangguan jiwa yang paling terlihat, menurutnya, adalah ketika seseorang mengabaikan nilai-nilai agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, banyak orang yang berkumpul untuk berdiskusi tentang berbagai macam hal di kehidupan ini, namun tidak menyadari bahwa mereka sedang diawasi oleh Allah. “Ketika kita berkumpul dan berbicara, tapi tidak sadar bahwa Allah melihat kita, itu bisa jadi tanda-tanda kita sedang sakit jiwa,” tambahnya.

Menurut Sinyo, agama memiliki peran yang sangat besar dalam menjaga kesehatan jiwa manusia. “Kenapa agama itu ada? Karena manusia memiliki jiwa, dan jiwa itu perlu diisi oleh agama,” jelas Sinyo. Ia mengingatkan bahwa banyak orang yang lupa akan pentingnya menjaga jiwa mereka dengan mengikuti ajaran agama. Ketika seseorang mengabaikan perintah agama, ia akan merasa terasing dari Allah, dan ini dapat menambah beban mental dan emosional.

Sinyo menggambarkan kondisi jiwa manusia, serta mengingatkan bahwa setiap manusia akan diuji dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. “Penyakit jiwa sering kali datang tanpa disadari, dan hanya dengan kembali kepada Allah kita bisa menemukan jalan keluar,” ungkapnya.

Baca Juga :  Daratan Baru Di Pesisir Indramayu

Sinyo menjelaskan bahwa gangguan jiwa bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk ketidakmampuan mengendalikan emosi, perasaan cemas, depresi, hingga kehilangan hubungan spiritual dengan Allah. “Ketidakseimbangan tubuh, gangguan mental seperti depresi dan kecemasan, serta gangguan emosional seperti marah, takut, dan kesal, semua ini bisa menjadi tanda adanya gangguan jiwa,” kata Sinyo.

Ia menambahkan bahwa dalam Islam, manusia diberikan akal untuk mengendalikan nafsu, emosi, dan segala bentuk keinginan yang dapat merusak jiwa. “Akal berfungsi sebagai tali kendali yang mengarahkan kita untuk memahami nilai agama dan mengelola perasaan serta tindakan kita,” ujarnya.

Sebagai solusi untuk mengatasi gangguan jiwa, Sinyo memberikan beberapa langkah praktis yang dapat diambil oleh individu yang merasa terganggu secara mental atau emosional. “Al-Qur’an adalah obat jiwa. Bacalah dengan penuh pemahaman dan tadabbur,” kata Sinyo. Selain itu, berkumpul dengan orang-orang yang memiliki ketakwaan kepada Allah juga sangat membantu dalam memperbaiki kondisi jiwa.

“Belajar serius, doa, munajat, itikaf, tadabur, tafakur, muhasabah, dan dzikir adalah langkah yang bisa membantu kita kembali kepada Allah dan membersihkan jiwa kita,” tambahnya.

Baca Juga :  Cinta, Buta, Tuli, Bisu, dan Tidak Mengerti, Perspektif Baru tentang Makna Kehidupan

Namun, Sinyo juga menegaskan bahwa orang yang memiliki gangguan jiwa akan merasa lemah untuk melakukan hal-hal ini. “Bagi orang yang berpenyakit, sangat sulit untuk berdzikir dan mengingat Allah. Mereka akan merasa terhalang,” jelasnya. Oleh karena itu, pembimbing spiritual sangat dibutuhkan agar seseorang bisa kembali menemukan jalan yang benar.

Sinyo menutup pembahasannya dengan menegaskan bahwa Islam bukan hanya sekadar agama, tetapi juga mencakup seluruh aspek kehidupan, baik syariat, toriqoh, ma’rifat, maupun hakikat. “Islam itu adalah sistem yang menyeluruh, yang memandu kita dalam setiap tahap kehidupan. Menjadi seorang Muslim adalah proses yang harus dijalani secara bertahap,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa persaudaraan, kesetaraan, dan kepedulian terhadap orang yang lemah adalah inti dari ajaran Islam. “Islam mengajarkan kita untuk peduli terhadap sesama, terutama yang lemah. Dan ini sangat penting dalam menyembuhkan gangguan jiwa,” tambahnya.

Sinyo Hendrik menegaskan bahwa menjaga kesehatan jiwa sangat erat kaitannya dengan kedekatan kita dengan Allah dan pengamalan ajaran agama. Dengan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan memperkuat persaudaraan di antara sesama, kita dapat menemukan kedamaian jiwa dan mengatasi gangguan mental yang mungkin muncul dalam hidup.***(diwan)