Kegelapan Menuju Cahaya, Temukan Petunjuk Allah dalam Setiap Ujian

JABARTRUST.COM, KOTA BANDUNG – Perjalanan hidup manusia, sering kali dihadapkan pada kegelapan, tantangan, kesulitan, dan rintangan yang membuat kita merasa kehilangan arah. Namun, dalam Islam, kegelapan tersebut bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari sebuah transformasi menuju cahaya, menuju petunjuk Allah yang menerangi jalan hidup.

Sinyo Hendrik, mengungkapkan pemahaman mendalam tentang konsep Gelap Menuju Cahaya dalam sebuah wawancara eksklusif di Kota Bandung, Jumat, (06/12/2024). Menurutnya, kegelapan dalam kehidupan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan dipahami sebagai bagian dari ujian hidup yang dapat membawa kita pada kedewasaan rohani dan keteguhan iman.

Sinyo menjelaskan, dalam Islam, kegelapan bisa diartikan sebagai ujian atau cobaan yang diberikan oleh Allah untuk menguji kualitas keimanan dan ketabahan seseorang. “Kegelapan tidak selalu berhubungan dengan kejahatan atau kesedihan. Sebaliknya, itu adalah proses yang memaksa kita untuk introspeksi diri dan mendekatkan diri pada Allah,” ungkapnya.

Ia mengutip, dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Ayat ini menjadi pijakan penting dalam memahami bahwa setiap ujian atau kesulitan yang datang kepada umat manusia adalah sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka untuk menghadapinya. Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.

Baca Juga :  Tips Berpuasa Untuk Penderita Asam Lambung

Sinyo juga mengutip firman Allah dalam Surat An-Nur ayat 35, yang menggambarkan cahaya sebagai simbol petunjuk-Nya, “Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti lubang yang terdapat di dalam mihrab yang tidak diterangi oleh api, yang di dalamnya ada pelita, pelita itu di dalam kaca, kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya.”

Menurut Sinyo, cahaya ini adalah petunjuk Allah yang memandu hidup setiap Muslim menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Kegelapan yang kita alami, baik dalam bentuk kesulitan hidup, kesedihan, atau kebingungan, adalah jalan menuju cahaya-Nya. Dalam Islam, cahaya bukan hanya simbol pencerahan intelektual, tetapi juga kedamaian batin yang didapatkan melalui keteguhan iman dan ketundukan kepada Allah.

“Ketika kita dalam kondisi terpuruk, kita harus yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita. Justru, di tengah kegelapan itulah Allah menurunkan cahaya-Nya untuk memberikan petunjuk dan ketenangan,” kata Sinyo. “Kita harus sabar, tawakal, dan yakin bahwa setiap ujian itu pasti ada hikmahnya.”

Sinyo menekankan pentingnya zikir (mengingat Allah) dan doa sebagai sarana untuk mengubah kegelapan menjadi cahaya. Dalam Islam, zikir adalah amalan yang tidak hanya mencerahkan hati, tetapi juga menenangkan pikiran dan menguatkan jiwa. Zikir mengingatkan kita bahwa di balik setiap kesulitan, terdapat ketentraman yang datang dari kehadiran Allah.

Baca Juga :  bank bjb Berikan Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking Selama Momen Idulfitri untuk Memenuhi Kebutuhan Transaksi Nasabah

“Zikir adalah cahaya yang dapat membimbing kita keluar dari kegelapan. Ketika hati kita dipenuhi dengan ingatan kepada Allah, ketenangan dan kebahagiaan akan mengalir masuk,” terang Sinyo.

Ia menambahkan, doa juga merupakan jalan yang sangat penting untuk mencari cahaya tersebut. “Dalam doa, kita menyerahkan seluruh urusan kepada Allah, memohon petunjuk-Nya, dan memohon kekuatan untuk melalui ujian hidup. Doa itu sendiri adalah bentuk cahaya yang kita cari,” tambahnya.

Lebih lanjut, Sinyo mengungkapkan bahwa salah satu kunci untuk menemukan cahaya Ilahi adalah dengan bersabar dan tawakal (berserah diri) kepada Allah. Surat Al-Imran ayat 200, Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga serta bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”

“Kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup, serta tawakal yang tulus kepada Allah, adalah cara untuk membukakan pintu cahaya. Saat kita sabar dan tawakal, Allah akan memberikan jalan keluar yang tak terduga. Itulah cahaya yang akan membimbing kita keluar dari kegelapan,” kata Sinyo dengan tegas.

Baca Juga :  Juara TPID Jawa Bali, Pemkab Tasikmalaya Akan Bentuk Satgas Khusus Kendalikan Harga Sembako

Bagi Sinyo, cahaya Ilahi juga tidak hanya dapat ditemukan dalam momen besar atau cobaan berat, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. “Cahaya itu bisa kita rasakan dalam setiap langkah kita yang dilandasi dengan niat yang ikhlas, amal yang baik, dan berbuat baik kepada sesama,” jelasnya.

Ia menambahkan, dalam perspektif Islam, kehidupan yang dipenuhi dengan kebaikan, kejujuran, dan keikhlasan adalah kehidupan yang diterangi cahaya Ilahi. Setiap amal baik, sekecil apa pun, merupakan sumber cahaya yang membimbing kita lebih dekat kepada Allah.

Sinyo Hendrik menutup wawancara ini dengan sebuah pesan yang mendalam. “Hidup ini tidak selalu terang benderang, tetapi cahaya Allah selalu ada, meskipun kadang kita harus melalui kegelapan untuk menemukannya. Selalu percayalah, bahwa setelah gelap pasti ada cahaya.”

Melalui pemahaman yang mendalam tentang konsep Gelap Menuju Cahaya, kita diingatkan bahwa setiap cobaan hidup adalah bagian dari perjalanan menuju kedekatan dengan Allah. Semoga kita semua dapat menemukan cahaya-Nya, baik di dunia maupun akhirat, dengan terus berusaha, bersabar, dan bertawakal, pungkasnya.***(diwan)