JABARTRUST.COM, SUKABUMI, – Ribuan pendekar silat dari berbagai paguron di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten turut meramaikan Festival Silat Syawal yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Kota Sukabumi. Festival ini tidak hanya memperlihatkan kemahiran para pendekar silat, tetapi juga menghadirkan beragam penampilan kebudayaan khas Sunda seperti bola leungeun seuneu (boles), adu lisung, dan atraksi debus. Para penonton ikut bersorak saat para pendekar menunjukkan keahlian dari aliran pencak silat yang mereka kuasai.
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Sukabumi, Mohamad Muraz, menjelaskan bahwa tradisi pencak silat telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2019. Oleh karena itu, festival ini diadakan sebagai bagian dari upaya untuk melestarikan budaya tersebut.
Salah satu paguron yang masih aktif dalam melestarikan kebudayaan Sunda adalah Paguron Sang Maung Bodas. Muraz menyoroti keberhasilan paguron ini dalam menjaga dan mengembangkan kebudayaan khas Sunda, serta mengintegrasikannya dengan seni silat.
Guru Besar Paguron Sang Maung Bodas, Fajar Laksana, menambahkan bahwa Festival Silat Syawal diadakan sebagai ajang silaturahmi antara pesilat dari berbagai daerah. Lebih dari seribu pendekar silat dari 60 paguron berpartisipasi dalam festival tersebut.
Selain sebagai ajang silaturahmi, festival ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan pencak silat sebagai cabang olahraga yang dapat dipertandingkan. Sukabumi juga berencana untuk mengirimkan atlet-atlet pencak silat terbaiknya untuk berkompetisi dalam kejuaraan nasional dan internasional.
Fajar menekankan bahwa pencak silat tidak hanya tentang pertandingan, tetapi juga tentang seni budaya. Oleh karena itu, Paguron Sang Maung Bodas akan mengirimkan tim festival olahraga tradisional dalam Festival Olahraga Tradisional di Bandung sebagai upaya untuk mempromosikan olahraga tradisional seperti adu lisung.