Tempat Cukur Tertua Di Bandung Masih Eksis!, Soekarno Dan Hatta Pernah Dicukur Disini.

jalan saad 16 sawargi / foto: foursquare.com
jalan saad 16 sawargi / foto: foursquare.com

JABARTRUST.COM, BANDUNG, – Pernahkah anda melaui jalan Saad Bandung? Tidak terlalu sepi namun juga tidak terlalu ramai, begitulah kira- kira suasana yang bisa di gambarkan Ketika anda memasuki jalan tersebut. Ternyata di jalan tersebut ada salah satu tempat cukur yang usianya cukup tua. Bisa di bilang saat ini adalah tempat cukur tertua di Bandung.

Tempat cukur tersebut berada di bangunan rumah bergaya lama dengan dominan cat putih, tepatnya berada di jalan Saad nomor 16, Kebon Pisang, Sumur Bandung, Kota Bandung. Tiang bergaris merah putih khas tukang cukur terpajang di depan rumah tersebut dengan tulisan “Barbershop Sawargi”
Tempat cukur ini merupakan yang tertua yang masih ada di Kota Bandung dan kini di urus oleh generasi ketiga dari pemilik usaha cukur ini. Tepatnya empat tahun setelah Indonesia merdeka, atau pada tahun 1949 Almarhum H.Ero Saefulloh merintis usaha ini dan hingga kini Sawargi tetap kokoh berdiri.

Baca Juga :  Pelantikan pengurus IPHI Jabar Diharapkan Bermanfaat Kepada Masyarakat Menjadi Haji Mabrur Sepanjang Hayat

Singkatnya karena Ero yang sudah tua, lalu pada tahun 90an menyerahkan usaha ini kepada Ahmad Tossin yang merupakan salah satu anak Ero hingga tahun 2007. Sejak saat itulah generasi ketiga Ero, Risyad Erawan meneruskan usaha tersebut hingga sekarang.

Menurut risyad, suasana tempo dulu memang sengaja dipertahankan sampai sekarang agar konsumen dapat menikmati jejak nuansa tempo dulu.

barbershop sawargi/ foto: foursquare
https://jabartrust.com/wp-content/uploads/2022/04/FOURSQUARE.jpg

69 tahun telah berlalu, banyak juga tokoh – tokoh besar yang telah mengunjungi barber shopnya ini. Tak disangka seperti Presiden pertama Indonesia Sukarno maupun wakilnya Mohammad Hatta, Jendral Ahmad Yani, Jenderal Faisal Tanjung, bahkan Jenderal Ibrahim Adjie pun yang merupakan salah seorang sahabat karib kakeknya pernah dipangkas rambutnya di sini.

“Mulai berkembangnya sekitar tahun 1953, saat kakek sempat belajar dari seorang dokter berkebangsaan Jepang, karena saat masih zaman penjajahan meski sudah merdeka,” Ujar Risyad.

Baca Juga :  UMKM Kembali Menggeliat, Pemasaran Melalui Medsos

kala itu, cerita Risyad, jika kakeknya senang bercerita, sehingga beberapa perjalanan cerita barber shop-nya kini banyak yang ia ketahui.

Bukan hanya para tokoh pahlawan yang datang berkunjung sekedar untuk beristirahat bahkan memangkas rambut ke Sawargi, “Para penjajah dari bangsa Jepang dan Belanda juga turut datang,” katanya

barbershop sawargi/ foto: cumaps.id
barbershop sawargi/ foto: cumaps.id
.

Banyak hal yang indah menjadikan barber shop sawargi bertahan hingga kini. Yakni, nuansa klasik yang dimiliki, dan pelayanan yang bersifat kekeluargaan.

“Furnitur seperti kursi masih klasik, sekarang udah engga ada yang produksi. Bahkan selebritis Aji Massaid pernah menawar ingin membeli,” imbuhnya.

Pelayanan kekeluargaan untuk kenyamanan konsumen merupakan salah satu prinsip dan amanat dari Ero, sang kakek . Hal itu pun yang menjadi ciri khas tersendiri. Hingga kini, bersama para pelanggan yang datang sudah seperti keluarga, meski yang datang untuk tidak bercukur tetapi hanya untuk saling sapa mengobrol dan minum kopi.

Baca Juga :  Ridwan Kamil : Petani milenial bukan program karpet merah

Sejumlah kalangan yang datang pun beragam dan bisa dikatakan rata. Seperti jajaran pejabat, pengusaha, aparat kepolisian, dan anak-anak muda pun silih ganti berdatangan. Tak dipungkiri, meskipun bergaya jadul, namun dirinya tetap mengikuti style rambut sesuai perkembangan zaman.

“Tahun 2010-an mulai tuh gaya rambutnya unik-unik. Kita engga menutup mata, ya tetap mengikuti perkembangan zaman juga,” Pungkasnya.***