PMK Mulai Menyasar Domba, DKPP Jabar: Ada Ratusan Kasus di KBB

JABARTRUST.COM, BANDUNG – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali mendapat sorotan di Jawa Barat (Jabar). PMK tak hanya menyasar sapi, tapi mulai menyasar domba.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jabar, Arifin Soedjayana membenarkan bahwa kasus PMK pada domba mulai marak di Jabar.

“Sebenarnya dari awal ada kasus domba tapi tidak terlalu marak, secara klinis domba lebih kuat tapi mereka tetap membawa virus, sekarang mulai kelihatan lebih marak,” kata Arifin saat dihubungi Senin 7 November 2022.

Arifin mengungkapkan, wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) tengah mendapat sorotan terkait kasus PMK pada domba.

Dalam catatan DKPP Jabar, ada ratusan kasus PMK pada domba di wilayah tersebut.

Padahal, KBB pernah mencatat zero kasus PMK beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  5 TAHUN JABAR JUARA, Ridwan Kamil Dorong Lomba Kereta Peti Sabun Mendunia

“Kita sudah temukan dan yang jumlahnya agak banyak itu di KBB, kemarin KBB sudah zero kasus, sapi perah dan potong sudah beres, eh sekarang domba, Saya tidak ingat persis total kasusnya, tapi lebih dari seratus lebih untuk domba ini di KBB,” ungkapnya.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Baca Juga :  Ratusan Umat Buddha di Cirebon, Mengikuti Detik Tri Suci Waisak di Vihara Dewi Welas Asih

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.