Jabartrust.com, Bandung — Selain hasil karya di bidang teknik, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung juga menghasilkan karya yang inovatif serta menarik di bidang seni dan desain.
Pada pameran dari Apresiasi Kreasi Indonesia 2023 yang berlangsung pada Jumat-Minggu (2-4/6/2023) di Lippo Mall Kemang, Jakarta, karya dari pemanfaatan bonggol jagung yang dibuat salah satu civitas akademika Itenas mendapat apresiasi luar biasa dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno.
“Saya senang sekali menggunakan (barang) ini dari Matahati Kreasi, ini adalah produk inovasi. Ini terbuat dari bonggol jagung, tapi tidak terlihat seperti bonggol jagung. Luar biasa,” ungkap Menparekraf RI, Sandiaga Uno sambil memamerkan mini sling bag dari Matahati Kreasi.
Lebih jauh, Dosen Itenas Bandung yang menjadi sosok di balik ide kreatif pemanfaatan bonggol jagung tersebut yakni adalah Dr. Andry Masri, M.Sn., yang ada bawah nama Matahati Kreasi.
Ia juga merupakan dosen program studi Desain Produk sekaligus Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain Itenas Bandung.
Dr. Andry Masri, M.Sn. mengatakan sejak pertama kali dibuat pada 2019, sudah banyak produk yang dihasilkannya bersama Matahati Kreasi. Mulai dari tas, furnitur untuk rumah dan gedung, hingga manekin.
Menurutnya ini menjadi inovasi tersendiri sekaligus upaya untuk melestarikan lingkungan. Pada pameran AKI 2023 di Jakarta, banyak orang yang tertarik dan berfoto dengan produk-produk kreasi dari bonggol jagung yang dipamerkan, bahkan ada yang dari mancanegara.
“Pengolahan bonggol jagung menjadi sebuah bahan baku bagi produk-produk pakai adalah sebuah penemuan pertama di dunia, yang berawal dari materi pengajaran di program studi Desain Produk,” ujarnya.
Ia menerangkan pengolahan bonggol jagung menjadi sebuah barang siap pakai menggunakan pendekatan eksplorasi material yang dapat dipandang dari segi kreasi dan pedagogis.
“Inti dari pendekatan tersebut adalah bagaimana menemukan nilai kebaruan atau keunikan yang ditawarkan oleh sebuah material. Bonggol jagung diplih karena ketersediaannya yang sangat melimpah di Indonesia,” terangnya.
Program Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) sendiri digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai bentuk pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan para pelaku ekonomi kreatif.
Terdapat beberapa subsektor yang disokong, yaitu kuliner, kriya, fesyen, aplikasi/games, film, dan musik. Acara AKI diselenggarakan di 16 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.
Ada tahapan yang harus dilewati oleh para pelaku ekonomi kreatif untuk dapat memamerkan karyanya di AKI. Diantaranya karya yang masuk akan dikurasi oleh para kurator profesional. Lalu kreator yang terpilih dipertemukan dengan calon mentor dan juga Menparekraf secara virtual.
Kemudian bootcamp atau mentoring dilakukan berdasarkan subsektor. Serta hasil karya dari para peserta dipamerkan dalam acara di masing-masing kota/kabupaten. Terakhir pekan puncak AKI dengan memamerkan karya dari peserta yang terpilih di setiap kota/kabupaten.
Andry menuturkan karya dari civitas akademika Itenas Bandung memiliki nilai yang luar biasa bagi masyarakat, baik sebagai sebuah karya seni maupun sebagai barang siap pakai.
“Apresiasi dari Menparekraf tersebut juga menguatkan posisi Itenas sebagai salah satu perguruan tinggi yang berpredikat unggul dan menghasilkan individu yang berkualitas,” tambahnya. (rio)